Indonesia Tolak Kebijakan Skor Baru BWF

Berita Badminton : Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI) menyatakan sikap tegasnya terhadapat peraturan baru Federasi Badminton Dunia (BWF), yang menyatakan bahwa mereka nenolak usulan perubahan skor pertandingan dari yang diadopsi saat ini adalah 21x3 dirubah menjadi 11x5.

Hal itu sampaikan oleh Sekjen PP PBSI Achmad Budiharto yang menyatakan bahwa sistem poin 11x5 hanya akan merugikan para pemain dan para penonton karena durasi pertandingan akan lebih pendek.

"Indonesia menolak kebijakan tersebut. Karena kami ingin tetap membuat bulutangkis menarik bagi penonton dan juga pebisnis. Karena dengan skor 11, pertandingan kemungkinan akan lebih singkat dan penonton akan merasa rugi," kata Achmad Budiharto.

Selain itu, para pemain dirasa akan kesulitan untuk beradaptasi dengan aturan baru ini karena mereka sudah sangat cocok dengan penilaian format lama yang sudah diterapkan BWF selama puluhan tahun.

"Alasan lainnya karena pemain kami sudah enjoy dengan sistem yang saat ini. Kalau ada yang harus berubah, cukup memberatkan karena harus beradaptasi lagi," lanjut Budiharto.

Federasi Badminton Dunia (BWF) mulai tahun ini memang menerapkan beberapa kebijakan baru terkait peraturan pertandingan, seperti aturan service yang tidak boleh melebihi 1,15 m diatas permukaan lapangan yang sudah diterapkan secara resmi di turnamen bergengsi All England Open 2018 bulan Maret lalu.

Selain aturan servis baru, pelatih pendamping dilapangan pertandingan juga dibatasi durasi waktunya dengan lebih pendek dan hanya beberapa sesi saja.

Jika peraturan servis baru sudah diterapkan secara resmi, namun aturan skor baru dan pelatih pendamping bagi pemain masih dalam proses perdebatan dan semua itu masih akan dibahas dalam pertemuan tahunan di Bangkok Thailand pada pekan ini selama dilangsungkannya Kejuaraan Piala Thomas dan Uber 2018.

Artikel Tag: Piala Thomas 2018, Piala Uber 2018, BWF