Deontay Wilder Pertimbangkan Pensiun Setelah Dikalahkan Joseph Parker

Masa depan mantan juara kelas berat WBC Deontay Wilder (43-3-1, 42 KO) berada di ujung tanduk setelah mengalami kekalahan ketiga dalam empat pertarungan dari Joseph Parker di Kingdom Arena, Riyadh, Arab Saudi, Sabtu (23/12) lalu.

Petinju Amerika berusia 38 tahun ini dipukuli sepanjang malam, hanya melempar sedikit pukulan dan mendaratkan lebih sedikit lagi. Secara singkatnya, Parker melakukan tinju di sekelilingnya. Laga yang berat sebelah itu tercermin pada kartu penilaian dengan Parker mendapatkan skor 120-108, 118-111 dan 118-110.

Parker, 31 tahun, yang berasal dari Selandia Baru, jelas diuntungkan dari aktivitas di atas ring akhir-akhir ini, di mana pertarungan melawan Wilder merupakan yang keempat kalinya di tahun ini. Sebaliknya, Wilder hanya bertanding kurang dari satu ronde dalam dua tahun terakhir.

Dengan kemenangan ini, Parker menempatkan dirinya dalam posisi yang kuat untuk perebutan gelar juara dunia.

"Dia (Deontay Wilder) beberapa kali mendaratkan pukulan saat sedang bertahan dan itu sangat sulit. Jika mendarat dengan bersih maka ceritanya akan berbeda. Bekerja sama dengan Andy [Lee] dan George dan tidak keluar dari kondisi terbaiknya adalah hal yang penting," kata Parker.

"Ini sangat besar dan lawan terbaik yang pernah saya hadapi. Tyson Fury memberikan kami waktu untuk berlatih dan itu sangat penting."

Bagi Wilder, masa depan terlihat jauh lebih tidak pasti.

"Kita lihat saja apa yang akan terjadi, kami masih memiliki sedikit waktu tersisa, tetapi saya melakukan pekerjaan yang baik dalam mengelola uang saya. Saya petarung yang bahagia. Saya akan kembali, dan jika tidak, maka itu sangat menyenangkan. Saya tidak tahu [apakah saya masih memiliki semangat yang sama seperti dulu], banyak hal yang membuat saya tenang," kata Wilder.

"Saya telah mengenakan senyum ini sepanjang pekan dan saya masih akan memakainya. Tidak ada yang dapat menghentikan saya dalam hal itu."

Pecundang yang sebenarnya dari hasil ini tampaknya adalah mantan juara dunia kelas berat unifikasi dua kali, Anthony Joshua, yang diperkirakan akan menghadapi Deontay Wilder awal tahun depan jika ia menang.

Kekecewaan dari promotor Joshua, Eddie Hearn, terlihat jelas.

"Joseph melakukan segalanya dengan benar malam ini. Saya mengatakan dalam persiapan, saya tidak menilai dia [Wilder]. Wilder tidak tahu, tidak tahu apa-apa. Ia kalah 120-108, kalah di setiap ronde, dan ia berada di depan wasit di akhir ronde sambil mengangkat tangannya dan berkata 'Saya telah memenangkan pertarungan'. Dia tidak benar," kata bos Matchroom Boxing itu kepada TNT Sports.

"Itulah kenyataannya. Itu pertarungan kelas berat paling berat sebelah yang pernah saya lihat. Dia tidak memiliki kekuatan di paruh belakang pertarungan. Ini merusak rencana kami [untuk pertarungan Joshua di bulan Maret].

"Masa depan bukanlah Deontay Wilder. Jika ada yang akan merusak rencana itu, saya senang untuk Joseph Parker dan [pelatihnya] Andy Lee... orang-orang top, orang-orang top. Apakah itu mengecewakan? Saya tidak tahu. Saya sudah katakan sebelumnya, orang ini belum pernah mengalahkan petinju kelas berat elit. [Anthony Joshua] berada satu tingkat di atas Deontay Wilder."

Artikel Tag: Deontay Wilder