Analisa: Pil Pahit Italia dan Belanda Buah Dari Terlambatnya Regenerasi

Penulis: Dayat Huri
Sabtu 18 Nov 2017, 00:52 WIB
Analisa: Pil Pahit Italia dan Belanda Buah Dari Terlambatnya Regenerasi

Logo Piala Dunia Rusia 2018

Ligaolahraga.com -

Analisa: Piala Dunia 2018 di Rusia dipastikan kehilangan dua tim kuat, yaitu Belanda dan Italia. Kedua raksasa sepak bola dunia itu gagal melangkah ke putaran final, setelah gugur di fase awal.

Belanda harus mengubur impiannya tampil di ajang sepak bola terbesar sejagat raya itu, setelah hanya mampu finish di peringkat ketiga kualifikasi grup A. Sedangkan Italia gagal melangkah ke Rusia, setelah takluk di babak play off dari Swedia.

Gagal dua Negara kiblat sepak bola Eropa itu melangkah ke putaran final Piala Dunia 2018 tentunya menimbulkan banyak tanda tanya di kalangan pecinta sepak bola dunia. Ada apa dengan Belanda dan Italia, ataukah kekuatan sepak bola di Benua Biru sudah sedemikian merata, sehingga tidak ada lagi negara yang bisa dengan melangkah ke turnamen besar.

Hasil gambar untuk italia vs sweden reuters

Tim Oranye sendiri, meski belum pernah sekalipun meraih trofi juara merupakan salah satu tim yang cukup sering mencapai pertandingan final. Tercatat, Belanda mampu keluar sebagai runner up di tiga edisi, masing-masing 1974, 1978, dan 2010. Pada pagelaran terakhir di Brasil, Belanda meangkhiri turnamen di peringkat ketiga.

Lalu apa yang salah dengan Belanda yang memiliki sejarah panjang dipercaturan sepak bola dunia tidak mampu untuk sekedar lolos ke putaran final? Jawaban yang paling masuk akal dari pertanyaan tersebut mungkin regenerasi yang terlambat. Tidak ada pilar muda yang muncul dalam tubuh tim Oranyedalam enam tahun terakhir.

Hasil gambar untuk netherland fail reuters

Nama-nama seperti Arjen Robben dan Wesley Sneijder yang jadi pilar utama tim saat menghantarkan Belanda merebut peringkat dua di tahun 2010 silam masih diandalkan. Belanda seperti sulit menemukan pengganti sepadan untuk dua pemain senior itu.

Gambar terkait

Tidak hanya itu, pemain-pemain senior yang pensiun juga tidak menemukan pengganti sepadan. Sebut saja disektor penyerang, kehilangan sosok Robin van Versie tidak bisa digantikan Vincent Janssen ataupun Bast Dost.

Sosok Mark van Bommel dan Nigel de Jong juga tidak memiliki penerus yang pantas. Alhasil, Sneijder dan Robben yang sudah memasuki usia uzur bagi seorang pesepakbola tetap jadi tulang punggung tim. Ringkihnya dua pemain gaek tersebut terbukti tak mampu mengangkat Belanda untuk bersaing dengan skuat muda milik Prancis ataupun Swedia yang baru ditinggal penyerang legendarisnya, Zlatan Ibrahimovic.

Setali tiga uang, hal yang sama juga terjadi di Timnas Italia, mereka seperti kuda tua ringkih yang tak mampu bersaing dengan deretan pasukan muda Swedia yang selalu tampil mengandalkan kekuatan fisik dan kecepatan untuk melancarkan serangan. Alhasil, ‎Gli Azzurriharus mengubur impian mereka untuk tampil di Rusia tahun depan.

Hasil gambar untuk italia buffon reuters

Tercatat sebagai negara kedua terbanyak pengoleksi trofi Piala Dunia di bawah Brasi, Italia harus dengan pilu menyaksikan tim lain berlaga di Rusia nanti. Itu adalah catatan kelam yang harus mereka terima dalam 52 tahun terakhir.

Dilihat dari komposisi skuat yang saat ini dimiliki Italia, mereka memang belum sepenuhnya lepas dari euporia menjuarai Piala Dunia 2006. Sosok Gianluigi Buffon yang kala itu jadi pahlawan Italia saat menaklukkan Prancis melalui drama adu penalti, bahkan masih berdiri di bawah mistar Gli Azzurrimeski gelar juara terakhir mereka raih 11 tahun silam. Demikian halnya dengan centre back Andrea Barzagli yang saat di Jerman itu masih berusia 25 tahun, namun sampai pertandingan play offmenghadapi Swedia untuk Piala Dunia 2018 masih tetap dipercaya sebagai tulang punggung tim. Terlambat regenerasi juga terlihat jelas, sosok Andrea Pirlo yang, Francesco Totti, atau sosok predator seperti Filippo Inzaghi ataupun Luca Toni tak lagi terlihat di tim Italia dewasa ini.

Melihat beberapa fakta tersebut rasanya tak terlalu mengejutkan dua tim gaek tersebut gagal melangkah ke Rusia. Semakin cepatnya gaya bermain sepak bola modern memang membuat pemain-pemain usia muda lebih memiliki peluang untuk bisa membawa timnya prestasi dan hal itu yang tak dimiliki Italia maupun Belanda.

Artikel Tag: Piala Dunia, Italia, Belanda, Rusia

Published by Ligaolahraga.com at https://www.ligaolahraga.com/bola/analisa-pil-pahit-italia-dan-belanda-buah-dari-terlambatnya-regenerasi
1818  
Komentar

Terima kasih. Komentar Anda sudah disimpan dan menunggu moderasi.

Nama
Email
Komentar
160 karakter tersisa

Belum ada komentar.

Jadilah yang pertama berkomentar disini