Aryna Sabalenka Akui Hancurkan Raket Untuk Atasi Kekalahan

Berita Tenis: Aryna Sabalenka merupakan salah satu petenis emosional yang emosinya ditunjukkan dengan cara yang berbeda, termasuk berteriak atau menghancurkan raket.

Petenis peringkat 2 dunia selalu memandang tenis dengan penuh gairah. Ia merupakan salah satu kompetitor paling ganas di turnamen WTA, sehingga mengapa beberapa petenis terbaik sangat menghormatinya.

Petenis berkebangsaan Polandia, Iga Swiatek beberapa kali melontarkan pujian, menjelaskan bagaimana juara Australian Open musim 2024 mendorong dirinya untuk menjadi petenis yang lebih baik dengan meningkatkan kemampuan sendiri dan hal tersebut benar-benar luar biasa bagi tenis. Sebagai petenis yang begitu bersemangat, petenis peringkat 2 dunia seringkali mengekspresikan eomsinya.

Apakah hal tersebut ia lampiaskan dengan teriakan selama bertanding atau bereaksi setelah pertandingan, hal tersebut hanya bagian dari siapa dirinya dan hal tersebut tidak akan pernah berubah. Ditanya tentang emosinya di Italian Open, Roma musim 2024, ia membicarakan tentang bagaimana ia melampiaskannya, dan baru-baru ini ia perlihatkan di Madrid Open.

“Saya sedikit menderita. Terakhir kali saya menghancurkan raket saya, seemosional itulah saya. Saya hanya melemparnya satu kali, setelah itu saya merasa baik-baik saja. Ketika saya masih anak-anak, saya juga menangis, saya merasa kesal,” aku Sabalenka.

“Ada banyak emosi berbeda yang terjadi. Hal yang saya pelajari sebelumnya adalah hanya momentum. Ya, saat ini anda kalah, tetapi anda memiliki ribuan kesempatan untuk memetik kemenangan.”

Banyak petenis kesulitan dengan belajar dari kekalahan, tetapi hal tersebut penting. Para petenis harus belajar untuk kalah agar mengetahui bagaimana caranya untuk menang, dan bagi petenis yang telah memenangkan dua gelar Grand Slam, itu semua tentang mengatasi kekalahan. Hanya dengan menerima kekalahan dan bermain dengan lebih baik. Berusaha dan menang pada waktu berikutnyaa, dan seringkali, hal itu bekerja dengan baik baginya.

“Anda hanya harus menerima kekalahan, melangkah maju, berlatih, dan berusaha dengan lebih baik lain waktu. Jika anda sampai ke babak itu, menuju babak-babak akhir turnamen, maksud saya, mustahil untuk memenangkan semuanya,” tukas Sabalenka.

“Kadang-kadang anda hanya harus kalah untuk belajar sesuatu. Lalu mungkin di turnamen yang lebih besar atau turnamen paling penting, anda akan ingat pelajaran itu dan anda akan bermain dengan lebih baik di final.”

Artikel Tag: Tenis, Aryna Sabalenka