Carlos Sainz Akui Kesulitan Salip Mobil McLaren

Berita F1: Carlos Sainz menyebut McLaren MCL35M sebagai mobil yang paling sulit untuk disalip di trek berdasarkan pengalamannya saat tampil di GP Inggris dua pekan lalu.

Musim ini Ferrari mengaku tak menargetkan untuk mengejar dua tim besar di F1, Mercedes dan Red Bull Racing. Target pabrikan asal Maranello adalah mengungguli McLaren, penghuni peringkat ketiga klasemen konstruktor musim 2020.

Carlos Sainz tampaknya sedikit menyesal dengan keputusannya untuk angkat kaki dari tim yang bermarkas di Woking tersebut demi bergabung dengan Ferrari. Pasalnya, McLaren saat ini terus menunjukkan penampilan kuat dengan mobil yang lebih mutakhir. Bahkan, Lando Norris, yang dahulu selalu ia kalahkan kini mampu menembus tiga besar klasemen sementara pebalap.

Akhir pekan lalu, di Silverstone, Sainz hanya bisa membuntuti tandeman baru Norris, Daniel Ricciardo dari belakang tanpa mampu menyalipnya untuk memperebutkan posisi kelima. Di trek lurus, performa mobil SF21 tampak kurang unggul. Sebaliknya, mobil McLaren MCL35M yang dibekali mesin Mercedes sulit untuk ditandingi.

“Sayang sekali, beberapa kali belakangan ini, saya tertahan di belakang McLaren. Saya tidak bisa melewatinya (Ricciado),” kata Sainz dilansir dari Motorsport.com.

“Itu bukan berita. Mereka punya kecepatan sangat tinggi di jalur lurus, sangat kuat dalam penyebaran dan bertenaga saat keluar dari tikungan. Mungkin itu mobil paling sulit disalip,” imbuhnya.

Pebalap asal Spanyol itu sempat berada di depan Ricciardo saat balapan GP Inggris tengah berlangsung. Tapi, pada akhirnya, ia harus gigit jari karena upayanya untuk mempertahankan keunggulan dari pebalap asal Australia itu gagal. Hal tersebut disebabkan karena ia menghabiskan hingga 10 detik di pit lane ketika roda depan kiri mobilnya dikencangkan.

“Ya, sayang sekali, kami selangkah di belakang Ricciardo sepanjang balapan,” tutur Sainz.

“Pertama, kami menggunakan ban medium, lalu kami bisa mendahuluinya dengan kecepatan sangat tinggi dalam lap lebih bersih. Sayangnya, setelah pit stop lambat, saya harus berada di belakangnya lagi,” ia menjelaskan.

“Dengan ban keras, sangat sulit mendahuluinya karena sepertinya ban keras dalam kecepatan tinggi tidak bisa menahan beban udara kotor dan saya lebih banyak understeer. Saya tidak mengikutinya dalam kecepatan tinggi. Meski memakai DRS (Drag Reduction System), saya tidak cukup dekat untuk mencoba menyingkirkannya,” pungkasnya.

Artikel Tag: Carlos Sainz, McLaren, F1 2021