Peningkatan Performa Miralem Pjanic yang Bikin Mahar 32 Juta Euro Tak Seberapa

Penulis: Rei Darius
Senin 25 Sep 2017, 23:12 WIB
Peningkatan Performa Miralem Pjanic yang Bikin Mahar 32 Juta Euro Tak Seberapa

Pjanic perlihatkan peningkatan performa kontra Torino (Image: Whoscored)

Ligaolahraga.com -

Ragam Liga Italia: Setiap kali dia akan mengeksekusi bola mati, dia memancarkan kepercayaan diri. Ambil langkah mundur lalu menempatkan kaki kanan di belakang sebelum menemui bola dengan ujung kakinya. Namun demikian, apa yang akan terjadi berikutnya adalah hal yang tak bisa diprediksi.

"Untuk tendangan bebas yangg sempurna, Anda memerlukan teknik dan sedikit 'kelicikan', sebab Anda bermain-main dengan penjaga gawang lawan," ujar Miralem Pjanic kepada La Stampa pekan lalu. "Penjaga gawang mempelajari bagaimana Anda (mengeksekusi bola) dan persiapkan diri dengan baik, jadi Anda harus tahu bagaimana untuk berubah. Bedakan tembakan, entah di bawah pagar betis atau melampauinya, atau memutarinya."

Dia sama nyamannya untuk setiap opsi  tembakan tersebut, sebab dia memiliki rasio tendangan yang luar biasa, namun kemampuan pemain berusia 27 tahun ini mengeksekusi bola mati bukanlah hal yang mengejutkan. Memulai kariernya di klub asal Prancis, Metz, Pjanic kemudian dibeli oleh Olympique Lyonnais pada tahun 2008, menghabiskan tiga musim belajar soal eksekusi bola mati dari eks rekan setimnya, Juninho Pernambucano, yang ahli dalam bidangnya.

Dia kemudian pergi ke AS Roma, melanjutkan pembelajarannya di bawah bimbingan Francesco Totti dan bahkan menjadi jauh lebih mematikan. Dalam wawancaranya baru-baru ini dengan Tuttosport, striker legendaris Italia, Gianfranco Zola, yang merupakan seorang yang juga ahli dalam situasi bola mati, mengklaim Pjanic sebagai salah satu spesialis tendangan bebas terbaik di dunia pada saat ini.

Lima tahun di klub ibukota Italia, dia dikelilingi oleh para pemain hebat, salah satu yang mampu mendominasi dan mendikte permainan terbuka, demikian pula dengan situasi bola mati. Talenta Pjanic terus berkembang saat Giallorossi berupaya untuk mengungguli Juventus di puncak klasemen Serie A, selalu mendekati namun tak pernah cukup untuk merebut gelar. Performanya di lapangan berujung pada minat klub-klub elit Eropa sekaliber Barcelona, Arsenal, Chelsea, Real Madrid, Paris Saint-Germain dan Manchester United, namun pada akhirnya dia memilih untuk tetap di Italia.

Setahun yang lalu, Juventus menghabiskan waktu untuk mengejarnya. Membeli Pjanic dengan cara mengaktifkan klausul rilis seharga 32 juta euro (507 miliar rupiah) dalam kontrak pemain timnas Bosnia yang membuat Roma tak kuasa untuk mencegah kepergian pemain paling efektifnya kepada rival langsung Scudetto dan mahar tersebut, jika dibandingkan dengan inflasi di pasar transfer pada saat ini, terbilang murah untuk pemain sekelas dirinya.

Namun untuk tahun lalu, mahar sebesar itu adalah akuisisi mayor dari klub yang sebelumnya memiliki Arturo Vidal, Andrea Pirlo dan Paul Pogba yang pindah hanya dalam jangka waktu 12 bulan. Setelah kesulitan untuk menemukan perannya di awal musim 2016/2017, Pjanic melalui paruh musim kedua dengan baik usai berperan penting dalam keberhasilan Si Nyonya Tua merengkuh dua gelar di kancah domestik selagi jadi finalis di ajang Liga Champions.

Musim panas yang santai diikuti dengan pra musim penuh bersama Il Bianconeri membuatnya sukses awali musim dengan performa impresif saat ini. Pemain asal Bosnia ini mencatatkan sembilan assist dari 30 penampilan di Serie A musim lalu, namun kini sudah mengoleksi lima assist dari hanya enam pertandingan yang dimainkan. Performanya di laga Derby della Mole hari Sabtu (23/9) lalu kontra Torino mungkin yang terbaik sejauh ini.

Statistik mentahnya sangat mengesankan dengan mencatatkan satu gol dan dua assist, empat kali menciptakan peluang mencetak gol, 101 dari 105 operannya berhasil diselesaikan, lalu tiga kali tekel dan lima kali intersep. Melihatnya bermain begitu memanjakan mata. Setiap kali Juve menguasai bola maka dia selalu ada untuk menerima operan, terus bergerak untuk menemukan waktu danc elah, selalu siap untuk memberi ancaman.

Dia juga begitu gemilang untuk pekerjaan defensif, membantu pasukan besutan Massimiliano Allegri tetap berada dalam fokus dan tidak memberikan kesempatan bagi Granata mendapatkan kesempatan lantaran dia dan Blaise Matuidi disiplin menjaga di depan barisan defender. Performanya bahkan disempurnakan dengan sebuah gol yang membuat Juve unggul 2-0 sebelum jeda turun minum, melalui sepakan terukur dari luar kotak penalti yang melengkung ciamik ke pojok gawang dan mustahil untuk dihentikan oleh Salvatore Sirigu di bawah mistar gawang.

"Torino biasanya menyebabkan banyak masalah bagi lawan-lawannya, namun kami tidak pernah benar-benar terancam malam ini," ujar Pjanic kepada Mediaset Premium segera setelah laga berakhir di Allianz Stadium. "Saya puas dengan performa tim dan kami harus melanjutkan penampilan yang seperti ini. Musim baru saja dimulai, jadi kami akan menjaga tempo ini, kami sedang dalam kondisi yang bagus, tim mendapatkan kepercayaan diri dan kami menjaga gawang bersih dari kebobolan."

Pertandingan berikutnya adalah laga di Liga Champions kontra Olympiakos, sebuah pertandingan yang nampaknya akan memberikan dia kesempatan lagi untuk memamerkan kemampuan dan membuktikan kepada mantan klub-klub peminatnya karena membiarkan seorang Miralem Pjanic bergabung ke Juventus. Kerugian mereka tak perlu disangsikan lagi adalah keuntungan bagi Si Nyonya Tua.

Artikel Tag: Miralem Pjanic, Juventus, Torino

Published by Ligaolahraga.com at https://www.ligaolahraga.com/bola/peningkatan-performa-miralem-pjanic-yang-bikin-mahar-32-juta-euro-tak-seberapa
1965  
Komentar

Terima kasih. Komentar Anda sudah disimpan dan menunggu moderasi.

Nama
Email
Komentar
160 karakter tersisa

Belum ada komentar.

Jadilah yang pertama berkomentar disini