Alexandra Eala Temukan Dirinya Dalam Situasi Yang Aneh

Berita Tenis: Alexandra Eala merupakan salah satu petenis dengan terobosan paling cemerlang di turnamen WTA musim 2025 dan harapannya ia bisa mempertahankan hal positif tersebut pada musim 2026.

Lagipula, petenis berkebangsaan Filipina bukan hanya individu yang sangat berbakat, tetapi ia melakukannya dengan mewakili bendera negara yang jarang terlihat di dunia tenis.

Ketika bintang baru muncul, selalu menarik untuk melihat bagaimana mereka bereaksi terhadap kesuksesan baru tersebut, terutama jika mereka berasal dari negara yang kurang terwakili. Untuk Filipina, mereka tampaknya telah sepenuhrnya mempercayai sang petenis belia.

Baru berusia 20 tahun dan dengan dunia berada dalam genggamannya, rasanya ia akan menghadapi situasi yang aneh pertama dalam kariernya pada pertengahan Januari mendatang.

Di tengah jadwal tenis yang canggung, petenis berkebangsaan Filipina bisa saja berada dalam posisi yang sulit. Dengan Filipina yang baru-baru ini mengumumkan akan menjadi tuan rumah turnamen tingkat tur pertama mereka di Manila, lulusan Rafa Nadal Academy tersebut tentu saja antusias.

“Apa yang dulu hanya mimpi kini menjadi kenyataan. Ini sedang terjadi,” ujar Eala. “Sebagai petenis, saya sangat bangga bisa mengatakan bahwa Filipina kini memiliki turnamen tenis yang lengkap.”

Namun, ada kemungkinan juara di turnamen WTA level 125 yang digelar di Guadalajara musim ini tidak bisa pulang kampung untuk tampil di turnamen WTA pertama di negaranya.

Lagipula, karena padatnya jadwal saat ini, mereka hanya bisa menggelar turnamen WTA level 125 tersebut pada pekan terakhir bulan Januari. Tetapi, jadwal tersebut juga berbenturan dengan pekan kedua Australian Open, yang diharapkan bisa diraih oleh petenis berkebangsaan Filipina.

Itulah situasi aneh yang kemungkinan besar akan dialami runner up di Eastbourne musim 2025, yang kemungkinan besar tidak akan sering terjadi, di mana seorang petenis tidak akan terlalu patah hati jika gagal mencapai pekan kedua Grand Slam, karena komitmen atau preferensi alternatif.

Sayangnya, itu hampir terasa seperti kemenangan bagi dirinya dan negaranya.

Meskipun Filipina tentu akan sangat sedih melihat petenis berusia 20 tahun absen di turnamen perdana mereka, alasan di balik potensi ketidakhadirannya dapat dibenarkan. Lagipula, jika ia tidak bisa bermain, itu berarti ia telah berhasil mencapai pekan kedua Grand Slam untuk kali pertama dalam kariernya.

Pada musim 2025, ia meraih kemenangan perdananya di Grand Slam usai mengalahkan petenis unggulan ke-14, Clara Tauson di babak pertama US Open. Tetapi, ia belum pernah lolos dari babak kedua di Grand Slam mana pun.

Harapannya adalah Eala tidak akan tampil di Philippine Women's Open karena ia telah tampil lebih baik di Melbourne. Tetapi jika ia gagal, setidaknya ia akan memiliki kesempatan untuk mendapatkan dorongan instan dengan kembali ke tanah kelahirannya dan dirayakan sebagai pahlawan.

Artikel Tag: Tenis, Alexandra Eala