Bayern Munich dan Sepakbola Tuai Keuntungan dari Pandemi Covid-19

Berita Liga Jerman: CEO Bayern Munich, Karl-Heinz Rummenigge menilai bahwa adanya pandemi Covid-19 tahun ini memiliki keuntungan untuk timnya dan sepakbola, karena nilai transfer pemain kembali normal dan tak setinggi sebelumnya.

Dalam beberapa musim terakhir nilai transfer pemain memang telah melonjak begitu tajam, terutama ketika PSG berhasil mendatangkan Neymar dengan nilai transfer 222 juta euro atau lebih dari 3,8 triliun rupiah, sekaligus menjadikannya sebagai pemain termahal dalam sejarah. Nilai transfernya itu pun dirasa merusak pasar pemain, karena lebih dari dua kali lipat mengungguli rekor nilai transfer sebelumnya saat Paul Pogba didatangkan Manchester United dari Juventus.

Selain itu, PSG dengan kekuatan ekonominya juga mengeluarkan dana gila-gilaan saat mendatangkan Kylian Mbappe dari AS Monaco, dengan nilai transfer sebesar 145 juta euro atau setara 2,5 triliun rupiah. Padahal sebelumnya tidak ada pemain muda yang didatangkan dengan harga semahal itu.

Namun, dengan adanya pandemi Covid-19, setiap klub akan berpikir berulang kali untuk mengeluarkan uang dalam jumlah yang besar, karena mayoritas mengalami krisis finansial, sehingga secara tidak langsung juga menurunkan nilai pasar pemain.

“Bayern Munich sekarang harus sangat berhati-hati dengan biaya transfer. (pada 2019) Kami menghabiskan banyak uang, termasuk 80 juta euro untuk Lucas Hernandez. Hari ini mungkin hanya setengah (dari nilai transfer Lucas). Pasar transfer mengalami penurunan 50% musim panas lalu,” ucap Rummenigge, dalam wawancara dengan Le Figaro.

“Tapi ini kabar baik untuk sepakbola. Sebelum krisis, sepak bola telah kehilangan akal sehatnya. Ada inflasi yang melonjak setelah Neymar dan Mbappe didatangkan PSG tiga tahun lalu. Senang rasanya mengetahui ini sudah berakhir, karena klub harus berhati-hati dengan biaya transfer mereka,” pungkasnya.

Artikel Tag: Bayern Munich, Neymar, PSG