Meski Virus Corona Merebak, Pihak French Open Tak Pertimbangkan Pembatalan

Berita Tenis: Sementara sejumlah turnamen tenis telah dibatalkan atau terpengaruh oleh merebaknya virus corona, pihak penyelenggara French Open menyatakan bahwa mereka telah memperkirakan skenario berbeda.

Namun, mereka tidak mempertimbangkan penundaan atau pembatalan dari Grand Slam yang digelar di clay-court dan dimulai pada Mei mendatang.

French Open dijadwalkan akan dimulai pada 24 Mei mendatang dan berakhir pada 7 Juni. Pihak pemerintah Perancis telah memutuskan untuk membatalkan beberapa ajang yang venuenya memerlukan lebih dari 5.000 orang, tetapi French Open tidak terpengaruh dengan keputusan tersebut.

Kepala federasi tenis Perancis (FFT), Jean Francois Vilotte mengungkapkan, “Turnamen kami digelar di venue yang luasnya mencapai 13 hektar dan membuat alur para penonton bisa diatur dengan sangat berbeda dari stadion sepak bola.”

Pihak penyelenggara French Open menyatakan bahwa mereka telah melakukan tindakan pencegahan untuk meminimalisir penyebaran virus tersebut, termasuk mendistribusikan gel pembersih dan masker serta pembatalan tiket bagi para penonton dari area yang terpengaruh.

Vilotte juga menambahkan bahwa atap Court Philippe Chatrier yang baru tidak akan membuat arena di dalamnya menjadi area yang tertutup.

“Bahkan dengan atap yang tertutup, Court Philippe Chatrier adalah lapangan luar ruangan. Stadionnya tertutup, tetapi masih ada ruang antara pilar dan atap yang membuatnya tidak akan benar-benar tertutup,” tambah Vilotte.

Pada musim 2019, penonton yang mencapai 520.000 orang mendatangi French Open dan edisi musim lalu dimenangkan petenis berkebangsaan Spanyol, Rafael Nadal yang menjadi gelar French Open ke-12 dalam kariernya. Sementara nomor tunggal putri dimenangkan oleh petenis berkebangsaan Australia, Ashleigh Barty yang menjadi gelar Grand Slam pertama dalam kariernya.

Artikel Tag: Tenis, French Open, Rafael Nadal, Ashleigh barty