Ini Alasan Ashleigh Barty Bertekad Untuk Tetap Bertengger Di Posisi Puncak
Berita Tenis: Ashleigh Barty mengakui bahwa ia sedikit goyah ketika posisinya sebagai petenis peringkat 1 dunia dipertanyakan awal musim ini.
Petenis berkebangsaan Australia melewatkan sebagian besar musim 2020 akibat kekhawatiran melakukan perjalanan dan kewajiban melakukan karantina sehingga menempatkannya untuk tetap berada di Australia.
Ketika petenis yang telah mengantongi dua gelar Grand Slam tidak bisa berpartisipasi di sejumlah turnamen bergengsi, Naomi Osaka memenangkan gelar US Open musim 2020 dan Australian Open pada Februari lalu sehingga menuntun banyak pihak untuk berpikir bahwa petenis berkebangsaan Jepang lebih layak untuk menghuni peringkat 1 dunia.
“Ketika kami tiba di Miami akhir Maret ini, saya merasa orang-orang mempertanyakan apakah saya petenis yang tepat untuk menghuni peringkat 1 dunia setelah Naomi Osaka memenangkan beberapa gelar Grand Slam secara beruntun,” ungkap Barty kepada CodeSports.
“Saat itu mungkin untuk kali pertama saya merasa sedikit goyah dan saya benar-benar ingin memberikan pernyataan di lapangan. Melalui turnamen di Miami dan bermain dengan begitu baik untuk mempertahankan gelar tersebut terasa seperti momen yang penting, terutama setelah mengatasi match point di babak pertama melawan qualifier, Kristine Kucova.”
Begitu petenis berkebangsaan Australia mencicipi kemenangan di Miami Open musim ini setelah jeda cukup lama, ia semakin bertekad daripada sebelumnya untuk bertahan di posisi puncak.
“Saat itu kemudian saya benar-benar ingin menjadi petenis peringkat 1,” tambah Barty. “Hal itu adalah penyadaran tekad saya, dorongan kompetitif yang begitu membakar.”
Juara Miami Open musim ini lalu memenangkan gelar di Stuttgart, tetapi ia mengalami cedera di Italian Open dan French Open. Tetapi ia berhasil pulih tepat waktu untuk tampil di Wimbledon pada Juli lalu dan memenangkan gelar Grand Slam kedua dalam kariernya usai mengalahkan Karolina Pliskova di partai puncak.
“Saya merasa berada di posisi yang baik, tetapi semua berada di luar kendali ketika beberapa hari sebelum French Open saya mencederai pinggul saya,” tutur Barty.
“Hal itu membuat saya sedih, tetapi saya hanya ingin melakukan semua hal yang saya bisa agar siap untuk Wimbledon. Entah bagaimana kami berhasil mengatasinya dan setelah memenangkan Wimbledon, saya melakukan penilaian ulang singkat, serta berhasil mengakhiri musim ini di peringkat 1 dunia.”
Setelah Wimbledon, ia mengalihkan konsentrasinya ke Olimpiade dan pulang dengan membawa pulang medali perunggu nomor ganda campuran bersama John Peers.
Namun, hal tersebut membuat targetnya untuk menjadi petenis peringkat 1 dunia akhir musim terancam setelah dalam beberapa turnamen kondisi fisiknya tidak begitu prima sehingga ia meragukan dirinya sendiri, tetapi ia tidak merasa khawatir.
“Kami berusaha untuk menyegarkan diri di Tampa, tetapi saya ingat bahwa saya benar-benar kepayahan ketika saya tiba di Cincinnati, Jo Konta membantai saya di sesi latihan, perhatian saya teralihkan dan merasa lelah,” aku Barty.
“Saya ingat sedikit berlinang air mata ketika berdiskusi dengan Tyzz (pelatihnya, Craig Tyzzer). Ia bertanya apa yang saya inginkan di sisa musim ini dan itu adalah peringkat 1 dunia. Entah bagaimana kami melakukannya di Cincinnati dan memenangkannya. Saat itu kami kembali ke hotel karantina dan mendapatkan konfirmasi bahwa saya hampis dipastikan mengakhiri musim ini di peringkat 1 dunia.”
Petenis berusia 25 tahun mengakhiri musim 2021 lebih awal dan memilih untuk pulang ke Australia, bukannya berkompetisi di WTA Finals, Guadalajara, sehingga ia bisa mengawali persiapannya untuk musim 2022.
Barty menantikan untuk berpartisipasi di Australian Open musim 2022, tetapi tidak menantikan untuk melakoni sesi latihan yang harus ia lalui sebelum melakoni turnamen. Tetapi ia memahami bahwa hal itu harus dilakukan jika ia ingin mendapatkan peluang memenangan Grand Slam yang digelar di rumahnya sendiri.
“Saya akan memulai sesi latihan, pra-musim tidak pernah mudah dan saya akan membenci beberapa pekan ke depan. Tetapi di waktu yang sama, saya juga menyukainya, karena hal itu menyulut jiwa kompetitif saya,” tukas Barty.
Artikel Tag: Tenis, wimbledon, australian open, Ashleigh barty
Published by Ligaolahraga.com at https://www.ligaolahraga.com/tenis/ini-alasan-ashleigh-barty-bertekad-untuk-tetap-bertengger-di-posisi-puncak
Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama berkomentar disini