Ryley Batt Akan Terus Kejar Medali Emas Paralimpiade Yang Diidamkan

Pemain rugby kursi roda Australia, Ryley Batt, menyelesaikan Paralimpiade keenamnya tanpa medali emas yang diidam-idamkan, melainkan dengan perunggu. Namun ia tidak menutup kemungkinan untuk meraih emas lagi di Los Angeles pada 2028, saat ia berusia 39 tahun.

Bintang rugby kursi roda Australia ini menolak untuk pensiun di usia 35 tahun setelah enam kali mengikuti Paralimpiade. Ryley Batt meraih medali keempatnya dalam enam Paralimpiade setelah meraih perunggu pada Kamis lalu.

Ia memulai debutnya di Athena 2004 dan memegang rekor penampilan Paralimpiade terbanyak oleh atlet Australia, bersama dengan pemain bola basket berkursi roda Tristan Knowles dan Shaun Norris. Sarah Storey dari Inggris Raya, mantan perenang dan atlet balap sepeda saat ini, memegang rekor absolut untuk penampilan Paralimpiade dengan sembilan kali.

"Saya belum meninggalkan lapangan selama satu menit, saya cukup lelah," kata Batt kepada AFP setelah mencetak lebih dari separuh poin timnya dalam kemenangan medali perunggu 50-48 atas Inggris Raya. Ketika Anda mendapat kesempatan untuk mengenakan seragam hijau dan emas dan mewakili Australia, Anda akan memberikan semua yang Anda miliki," kata Batt.

"Ini bukan akhir, ini sesuatu yang akan saya nilai nanti. Saya hanya ingin bisa memberikan kembali kepada mereka yang telah mendukung saya," jelas bintang rugby Paralimpiade ini. "Untuk saat ini, saya ingin menikmati hal-hal kecil dalam hidup dan ketika saya senang dengan itu, saya akan melihat olahraga lagi," tambah pria asal Port Macquarie ini.

Ryley Batt terlahir tanpa kaki dan menolak menggunakan kursi roda hingga usia 12 tahun, dan lebih memilih skateboard untuk mobilitasnya. Tiga tahun kemudian, di Paralimpiade Athena, ia menjadi pemain rugbi kursi roda termuda di Olimpiade.

Namun, ia mengatakan bahwa standarnya telah meningkat pesat sejak saat itu.

"Seluruh olahraga telah berubah secara drastis dalam 20 tahun terakhir," kata Batt. "Salah satu dari delapan tim teratas ini akan menyapu bersih tim-tim peraih medali emas dari Olimpiade tersebut. Mereka bahkan tidak akan berada dalam jarak 20 poin dari mereka. Anda dapat melihat intensitas di luar sana, tekanan yang kami berikan pada diri kami sendiri," tambah Batt.

Selain medali emas Paralimpiade di London 2012 dan Rio empat tahun kemudian, Ryley Batt memimpin Australia ke Kejuaraan Dunia 2022. Di Paris, mereka nyaris gagal memperebutkan medali emas dengan kekalahan satu poin yang memilukan dari Jepang di semifinal.

Medali perunggu itu "pahit", tetapi Batt menambahkan: "Ini adalah sesuatu yang bisa dibanggakan," kata pria Australia itu.

Berkaca dari kekalahan dan kesempatan emas yang terlewatkan, Batt tidak menyembunyikan kekecewaannya.

"Saya kecewa dan saya akan mengingat beberapa kesalahan yang kami lakukan di semifinal. Kami mungkin bisa dan seharusnya berada di perebutan medali emas. Itu benar-benar memilukan."

"Saya tidak pernah merasa begitu rendah dalam olahraga, lebih dari kekalahan yang pernah saya alami. Untuk bisa bangkit dan memenangkan perunggu dan mengembalikannya kepada teman-teman, keluarga dan semua orang yang mendukung kami, itulah yang terpenting," tambahnya.

Ryley Batt dianggap sebagai pemain rugbi kursi roda terbaik sepanjang masa karena perolehan medali, umur panjang dan kehebatannya dalam mencetak gol.

Setelah Paralimpiade, Batt akan menghabiskan waktu di Paris dan kemudian London untuk menghadiri pernikahan seorang teman sebelum kembali ke peternakannya di Queensland.

"Kami akan terbang kembali ke rumah dan saya akan menikmati waktu di peternakan saya, di mana saya dan pasangan saya tinggal, dan menghabiskan waktu bersama sapi-sapi saya," pungkasnya.

Artikel Tag: Ryley Batt