Christian Horner: McLaren Hadapi Kebingungan Terkait “Team Order”

Kepala tim Red Bull, Christian Horner, percaya bahwa rivalnya, McLaren, masih akan menghadapi "kebingungan" dan "sakit kepala" terkait team order sebelum akhir musim.

McLaren menggeser Red Bull di puncak klasemen konstruktor pada Grand Prix Azerbaijan hari Minggu (15/9) setelah Oscar Piastri memenangi balapan dan Lando Norris mengalahkan Max Verstappen di posisi keempat, sementara Sergio Pérez terjatuh.

Norris masih tertinggal 59 poin dari Verstappen di klasemen pembalap dengan tujuh balapan tersisa, namun ia telah memperkecil jarak hingga 19 poin di tiga balapan terakhir.

Menjelang balapan akhir pekan di Baku, McLaren mengatakan akan memprioritaskan Norris di atas Piastri dalam situasi 50/50 untuk meningkatkan peluang Norris meraih gelar juara, sesuatu yang menurut Christian Horner hanya menimbulkan kebingungan di antara kedua pembalap McLaren tersebut.

"Biasanya hal-hal seperti itu dilakukan secara tertutup," kata team principal Red Bull tersebut. "Saya tidak benar-benar yakin apa aturan-aturan itu. Tampaknya masih ada kebingungan.

"Setiap tim berbeda. Aturan keterlibatan kami sangat jelas dan apa yang menjadi fokus hingga akhir tahun.

"Kami memiliki pembalap yang berjuang untuk kejuaraan dunia. Ini adalah olahraga tim. Jadi sangat jelas bahwa tugas Checo adalah mendukung Max hingga akhir tahun."

Christian Horner mengungkapkan keterkejutannya karena McLaren tidak memberikan dukungan penuh kepada Norris di awal musim.

"Tim yang berbeda beroperasi dengan cara yang berbeda," kata Christian Horner. "Tetapi ketika Anda memiliki aset seperti Max Verstappen, Anda tidak menjadikannya sebagai pembalap No. 2.

"Lando Norris, mereka membayar lima kali lipat dari yang mereka bayarkan kepada Oscar, jadi saya berasumsi bahwa dia akan menjadi pembalap No. 1 mereka, atau aset terbesar. Kebingungan muncul ketika Anda tidak menjelaskan sejak awal apa rencana Anda."

Bos Red Bull percaya bahwa penampilan kuat Piastri membuat situasi McLaren menjadi rumit, sama halnya dengan kedatangan Daniel Ricciardo ke Red Bull bersama juara empat kali Sebastian Vettel pada tahun 2014 yang menciptakan situasi yang tidak nyaman baginya.

"Saya pikir yang satu lagi [Piastri] membuat mereka pusing karena dia memenangkan balapan dan dia melakukan pekerjaan dengan sangat baik," tambah Christian Horner.

"Itu seperti ketika Daniel Ricciardo datang kepada kami, dia jelas seharusnya menjadi pembalap No. 2 bagi Sebastian Vettel, dan dia memenangkan tiga balapan tahun itu, sementara Sebastian tidak. Terkadang hal tersebut membuat Anda pusing.

"Yang pasti mereka mengambil Oscar dengan harapan, seperti yang mungkin dilakukan Mercedes terhadap George, dan Ferrari mungkin terhadap Carlos, bahwa Anda memiliki aset utama dan aset pendukung. Tentu saja ketika pembalap kedua mulai mengungguli pembalap pertama, saat itulah Anda cenderung pusing.

"Ini menjadi masalah yang sangat sulit untuk dikelola, karena Anda memecah tim dan aturan mainnya menjadi sangat sulit. Semua orang mungkin tahu siapa pembalap nomor satu dan dua, tetapi jika Anda tidak berada di depan dengan para pembalap, Anda akan mengalami kebingungan.

"Di awal musim, tentu saja semuanya terbuka, tetapi tentu saja ketika Anda sampai di pertengahan musim, Anda harus memilih kuda. Terutama jika Anda berada dalam pertarungan kejuaraan."

McLaren kini memimpin Red Bull dengan selisih 20 poin di kejuaraan konstruktor, mengakhiri rekor 55 balapan beruntun di puncak klasemen untuk Red Bull.

"Kami mendapat pukulan besar di klasemen konstruktor hari ini," Horner mengakui. "Kami memiliki defisit 20 poin sekarang, jadi kami harus menyerang.

"Masih ada tujuh balapan tersisa, dua balapan sprint tersisa. Ada banyak poin yang bisa diperebutkan dan banyak sirkuit yang akan datang, jadi ini masih jauh dari selesai."

Artikel Tag: Christian Horner