China Kuasai Tunggal, Debutan dan Veteran Bersinar di Asian Games Hangzhou

Alexandra Eala dari Filipina melakukan pukulan balik saat kalah di semifinal tunggal putri melawan Zheng Qinwen di Asian Games Hangzhou. (Foto: Xinhua)
Tujuh hari pertandingan tenis di Asian Games Hangzhou tidak menyisakan penyesalan bagi beberapa pemain veteran, sementara beberapa petenis pendatang baru menunjukkan bakat mereka yang menjanjikan kepada dunia.
Menurunkan 11 atlet di lima nomor, China meraih dua emas dan satu perak. Perempat finalis AS Terbuka Zheng Qinwen meraih emas Asian Games pertamanya setelah keluar sebagai pemenang di final tunggal putri atas Zhu Lin, sementara Zhang Zhizhen meraih medali emas tunggal putra pertama bagi China dalam hampir tiga dekade, dengan Zheng dan Zhang mengamankan tiket ke Olimpiade Paris 2024.
Pemain China lainnya, Wu Yibing, dikejutkan oleh Coleman Wong dari Hong Kong di babak ketiga. China juga gagal meraih hasil yang diinginkan di nomor ganda karena keenam pasangan tersingkir di babak awal.
Namun, bintang-bintang yang lebih menjanjikan mulai bermunculan di panggung Asian Games.
Alexandra Eala dari Filipina melakukan "comeback" hebat di perempat final setelah mengalami kekalahan 0-6 di set pertama, dan memenangkan dua set lainnya 7-5, 6-0 untuk menghadapi Zheng di pertandingan.
Eala juga menyelamatkan beberapa match point dan menyulitkan Zheng, sebelum akhirnya meraih dua perunggu di nomor tunggal putri dan ganda campuran. "Eala, yang baru berusia 18 tahun, adalah pemain berbakat dengan masa depan yang menjanjikan," ujar Zheng tentang lawannya di semifinal.
Wong menciptakan kejutan terbesar dalam turnamen ini dengan menyelamatkan lima match point untuk mengalahkan Wu, yang meraih medali perak di Jakarta 2018.
China Taipei membuat terobosan dengan merebut gelar ganda putra pertama mereka dan meraih hasil 1-2 di nomor ganda putri. Mereka juga meraih medali perak di nomor ganda campuran.
Sementara para peraih medali meninggalkan jejak mereka, para pemain lain yang memiliki peluang tipis untuk meraih kejayaan juga turut mengukir kenangan di Hangzhou.
Duo Pakistan, Aqeel Khan dan Aisam Ul Haq Qureshi, yang bertanding di nomor ganda putra, sama-sama berusia 43 tahun, dan Khan telah berkompetisi di tujuh Asian Games secara beruntun.
"Orang ini adalah seorang legenda. Sebuah kehormatan bisa bersamanya," kata Qureshi tentang rekan setimnya. "Kami bergabung bersama pada 1998. Kami akan selalu berusaha melakukan yang terbaik. Kami benar-benar ingin memenangkan medali untuk Pakistan."
Ushna Suhail gagal memenangkan satu game pun saat melawan Zhu di babak kedua tunggal putri, namun pemain Pakistan berusia 30 tahun ini mengaku senang dengan pengalamannya di Hangzhou.
"Saya pikir datang ke sini dan bermain di China adalah pengalaman yang bagus. Kami bisa mendapatkan banyak teman di sini dan orang-orang China sangat ramah," kata Suhail.
Melangkah ke lapangan tengah Asian Games dan menghadapi Zhang Zhizhen di babak kedua terasa seperti mimpi bagi Ammar Faleh Alhogbani dari Arab Saudi, meskipun ia kalah 7-5, 6-2.
"Ini adalah pengalaman pertama saya bermain di depan banyak orang. Mengetahui bahwa lawan saya adalah petenis peringkat 60 dunia dan ia bermain sangat baik di AS Terbuka, ia adalah pemain yang luar biasa. Saya belajar banyak tentang diri saya sendiri dan saya bangga dengan penampilan saya," ujar petenis berusia 25 tahun ini.
Artikel Tag: Asian Games
Published by Ligaolahraga.com at https://www.ligaolahraga.com/tenis/china-kuasai-tunggal-debutan-dan-veteran-bersinar-di-asian-games-hangzhou
Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama berkomentar disini