Aryna Sabalenka Berduka Usai Sang Kekasih Tiba-Tiba Meninggal

Berita Tenis: Kekasih petenis peringkat 2 dunia, Aryna Sabalenka yang bernama Konstantin Koltsov telah meninggal dunia ketika usianya menginjak 42 tahun.

Koltsov meninggal dunia pada hari Senin (18/3) waktu Miami, di mana juara Australian Open musim 2024 tengah mempersiapkan diri untuk melakoni turnamen selanjutnya, Miami Open.

Mantan atlet es hoki, Koltsov menikmati kesuksesan karier di dunia olahraga setelah ia berkiprah di National Hockey League dan mewakili negaranya, baik di Olimpiade musim dingin dan kejuaraan dunia dalam banyak kesempatan. Setelah pensiun dari olahraga tersebut, ia berkiprah sebagai pelatih di mana ia bekerja sama dengan tim Rusia, Salavat Yulaev, begitupun dengan tim nasional Belarusia. Ia juga pernah melatih Dynamo Minsk.

“Dengan kesedihan yang mendalam, kami memberi tahu anda bahwa pelatih Salavat Yulaev, Konstantin Koltsov telah meninggal dunia,” ungkap Salavat Yulaev dalam sebuah pernyataan yang mengonfirmasi kematiannya.

“Ia adalah sosok yang kuat dan ceria, ia dicintai dan dihormati oleh para petemain, kolega, dan penggemar. Konstantin Koltsov selamanya menuliskan dirinya dalam sejarah klub kami. Ia memenangkan Russian Championship dan Gagarin Cup sebagai bagian dari Salavat Yulaev dan melakukan pekerjaan dengan baik sebagai staf kepelatihan tim.”

Belum ada komentar resmi terkait detail kematian mendadak Koltsov. Ia telah menjalin hubungan asmara dengan Sabalenka sejak tahun 2021, menurut majalah People. Koltsov memiliki tiga anak laki-laki yang bernama Daniel, Alexander, dan Stefan dari pernikahan sebelumnya yang berakhir dengan perceraian pada tahun 2020.

Kematian tersebut menjadi tragedi lain bagi petenis yang telah mengoleksi dua gelar Australian Open setelah ia kehilangan sang ayah, Sergey pada tahun 2019 ketika sang ayah baru berusia 43 tahun. Sergey juga mantan atlet es hoki yang tiba-tiba meninggal dunia. Selama seri Netflix yang bertajuk Break Point, petenis peringkat 2 dunia membicarakan tentang akhirnya bisa berbicara dengan ibunya dengan kematian sang ayah.

“Ketika saya mengatakan kepada ibu saya, saya ingin memenangkan gelar Grand Slam bagi ayah saya, demi kenangannya, ibu saya mengatakan, ‘Apa yang kau bicarakan?’,” tutur Sabalenka.

“Ayah saya merasa bangga setelah setiap pertandingan yang saya menangkan. Setiap pertandingan untuknya adalah penting dan gelar bukan hal yang besar baginya. Saya seperti menemukan kelegaan. Ia akan merasa bangga terhadap saya apa pun yang terjadi. Saya merasa bebas.”

Di turnamen terakhir yang dilakoni, Sabalenka melenggang ke babak keempat di Indian Wells sebelum kalah dari Emma Navarro. Setelah kematian Koltsov, nama sang petenis telah dikeluarkan dari jadwal latihan di Miami Open dan unggahan di media sosial tentang partisipasinya pun telah dihapus.

Artikel Tag: Tenis, Aryna Sabalenka