Amerika Serikat Berambisi Menjadi Tuan Rumah Tetap Ajang Olahraga Dunia

Bagi Amerika Serikat, momentum ini bukan sekadar kebanggaan nasional, tetapi strategi jangka panjang untuk mempertahankan posisinya di panggung olahraga internasional. (Foto: Inside The Games)
Amerika Serikat tampaknya belum ingin mengurangi pedal gasnya dalam dunia penyelenggaraan olahraga global.
Setelah bersiap menjadi tuan rumah Piala Dunia FIFA 2026, Olimpiade Los Angeles 2028, serta Rugby World Cup 2031 dan 2033, negeri itu masih menatap jauh ke depan hingga Olimpiade Musim Dingin 2034 dan sederet turnamen besar lainnya.
Bagi Amerika Serikat, momentum ini bukan sekadar kebanggaan nasional, tetapi strategi jangka panjang untuk mempertahankan posisinya di panggung olahraga internasional.
Dalam upaya memperluas portofolio ajang olahraga kelas dunia, para pejabat olahraga dari belasan kota di seluruh AS terbang ke Lausanne, pusat administrasi Gerakan Olimpiade.
Di bawah payung Sports Events & Tourism Association, mereka bertemu berbagai federasi olahraga musim panas dan musim dingin, menawarkan kemampuan AS sebagai tuan rumah yang stabil secara finansial, berpengalaman, dan mampu memberikan terobosan penyelenggaraan.
Namun langkah mereka terjadi di tengah perubahan signifikan dalam proses pemilihan tuan rumah Olimpiade.
Sejak Kirsty Coventry menjadi pimpinan IOC, mekanisme pemilihan tidak lagi sepenuhnya kaku.
Kota kandidat kini harus meyakinkan IOC melalui pemungutan suara tertutup, setelah sebelumnya mempresentasikan visi dan kesesuaian rencana jangka panjang dengan strategi IOC.
Meski demikian, prinsip tak tertulis rotasi benua masih berpengaruh kuat, membuat peluang Amerika Serikat untuk menjadi tuan rumah kembali dalam waktu dekat relatif kecil setelah LA 2028—mungkin baru pada 2040-an.
Coventry mengungkapkan bahwa IOC tengah mengkaji kemungkinan penyempurnaan proses pemilihan melalui kelompok kerja khusus. Untuk sementara, peta Olimpiade sudah ditetapkan hingga Brisbane 2032, sementara 2036 masih menjadi perebutan antara kandidat ambisius seperti India dan Qatar.
Di luar Olimpiade, kalender olahraga AS sudah padat.
Selain Piala Dunia 2026 dan Olimpiade 2028, negara ini akan menyelenggarakan Piala Dunia Wanita 2031 serta Rugby World Cup untuk pria maupun wanita pada awal 2030-an.
Ajang berskala lebih kecil pun terus berdatangan, seperti World Figure Skating Championships di Boston dan Pentathlon World Cup 2027 di West Hollywood, yang juga menjadi tuan rumah Kongres UIPM 2028.
John David, CEO Sports ETA, menegaskan bahwa semua ini adalah investasi jangka panjang. Kunjungan ke Swiss bertujuan memperkuat kepercayaan federasi internasional agar AS tetap menjadi pilihan utama untuk event-event besar.
Pelaku industri pariwisata juga optimistis bahwa meningkatnya jumlah wisatawan olahraga akan membawa dampak ekonomi yang signifikan.
Namun kesuksesan penyelenggaraan juga menghadapi tantangan, terutama terkait kebijakan visa.
Dengan 11 kota Amerika Serikat menjadi tuan rumah Piala Dunia 2026, hambatan seperti antrean wawancara visa dan ketatnya prosedur keamanan menjadi sorotan.
Pemerintah kini tengah menyiapkan program seperti FIFA Pass untuk mempercepat proses bagi wisatawan terkait event olahraga.
Meski demikian, negara-negara seperti Haiti dan Iran masih menghadapi ketidakpastian akibat larangan masuk yang diberlakukan sebelumnya.
Di tengah persaingan global yang semakin ketat—terutama dengan Qatar dan Arab Saudi yang kian agresif—Amerika Serikat berupaya memperkuat posisinya sebagai pusat olahraga dunia.
Lausanne kembali menjadi panggung diplomasi olahraga internasional, tempat berbagai kepentingan bertemu untuk menentukan siapa yang akan memegang kendali masa depan penyelenggaraan kompetisi global.
Artikel Tag: Amerika Serikat
Published by Ligaolahraga.com at https://www.ligaolahraga.com/olahraga-lain/amerika-serikat-berambisi-menjadi-tuan-rumah-tetap-ajang-olahraga-dunia

Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama berkomentar disini