Sempat Terpuruk, Liam Lawson Akui Demosi Red Bull Jadi Awal Kebangkitannya

Liam Lawson
Berita F1: Formula 1 2025 menjadi perjalanan penuh ujian bagi Liam Lawson. Pebalap berusia 23 tahun itu memulai musim sebagai bagian dari tim utama Red Bull, dipercaya menggantikan Sergio Perez setelah keputusan besar diambil pada akhir 2024. Namun harapan tinggi tersebut tidak berjalan mulus. Lawson kesulitan menemukan performa terbaik dalam beberapa seri awal, hingga akhirnya dipindahkan kembali ke tim satelit Racing Bulls menjelang Grand Prix Jepang.
Keputusan tersebut sempat menimbulkan tanda tanya besar terkait masa depan Lawson di F1. Namun ia menegaskan bahwa persoalan utama bukan terletak pada kecepatan murni. Menurutnya, sejak awal kembali ke Racing Bulls, ia sudah memahami karakter mobil dan tahu potensi yang bisa digali, meski hasil di lintasan belum langsung terlihat.
“Saya tidak pernah merasa mobilnya tidak cocok,” ujar Lawson. “Secara data, semuanya sudah terasa klik sejak awal, hanya saja ada banyak hal yang harus berjalan selaras agar akhir pekan bisa benar-benar maksimal.”
Lawson mengakui bahwa konsistensi menjadi tantangan terbesar. Menyatukan performa di sesi latihan, kualifikasi, dan balapan bukan perkara mudah, terutama setelah tekanan mental akibat degradasi dari tim utama. Ia menyebut frustrasi kerap muncul, tetapi keyakinan bahwa hasil akan datang tetap terjaga.
Titik balik mulai terlihat di pertengahan musim, ketika Racing Bulls melakukan perubahan teknis signifikan. Sejak saat itu, performa Lawson meningkat secara stabil. Ia mulai rutin menembus zona poin, diawali di Monaco, sebelum mencatatkan hasil terbaik dalam kariernya dengan finis kelima di Grand Prix Azerbaijan.
“Bukan soal kecepatan, tetapi bagaimana menyatukan semuanya dalam satu akhir pekan,” katanya. “Setelah perubahan besar itu, semuanya mulai terasa lebih utuh.”
Kebangkitan tersebut tidak hanya mengembalikan kepercayaan diri Liam Lawson, tetapi juga memulihkan reputasinya di mata tim. Red Bull akhirnya memastikan ia tetap bersama Racing Bulls untuk musim 2026, kali ini dengan peran penting sebagai pebalap berpengalaman yang akan mendampingi rookie Arvid Lindblad.
Perjalanan Lawson musim ini menjadi cerminan kerasnya dunia Formula 1. Namun di balik tekanan dan kegagalan, ia berhasil menunjukkan ketangguhan mental dan kemampuan berkembang. Bagi Lawson, fase sulit tersebut justru menjadi fondasi penting untuk melangkah lebih matang di masa depan.
Artikel Tag: Liam Lawson, Racing Bulls, Red Bull, F1 2025
Published by Ligaolahraga.com at https://www.ligaolahraga.com/f1/sempat-terpuruk-liam-lawson-akui-demosi-red-bull-jadi-awal-kebangkitannya

Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama berkomentar disini