Bonek Mengutuk, PP Membantah

Surabaya - Sebuah acara talkshow sepakbola di sebuah stasiun televisi di Surabaya, SBO TV, yang bubarkan oleh sekelompok orang yang diduga kuat dari ormas tertentu, dikutuk keras oleh Bonek.

Suporter Bonek 1927 menyatakan sikapnya, meminta kepada pihak kepolisian Surabaya untuk mengusut dan menindak tegas para pelakunya. Mereka juga menuntut PSSI agar tidak menggunakan ormas sebagai "tukung pukul-nya". Bonek 1927 juga menyatakan menolak penyelenggaraan KLB PSSI di Surabaya yang berlangsung hari ini (18/4).

Seperti yang diketahui, sejumlah orang tiba-tiba melabrak acara talk show yang bertema "Sepakbola Surabaya dalam Bahaya!" di studio SBO TV (16/4). Dalam acara tersebut dihadiri oleh sejumlah narasumber ,termasuk dua mantan ketua umum Persebaya (1927), Arif Affandi dan Saleh Mukadar. Kemudian seorang dari kelompok tersebut memarahi Saleh, dan menampar mantan deputi Sekjen PSSI itu. Video rekaman kejadian tersebut sudah tersebar luas di masyarakat.

Kelompok orang tersebut diduga berasal dari ormas Pemuda Pancasila. Tidak terima dengan aksi premanisme, ribuan bonek sempat akan menyerbu markas ormas tersebut pada tengah malam, sebelum berhasil dicegah oleh aparat kepolisian.

 Berikut isi pernyataan sikap dari Bonek 1927;

"Kejadian tadi malam menegaskan, betapa sepakbola Indonesia sudah dikangkangi mafia dan premanisme. Insiden memalukan itu menjadi cermin paling jernih yang memantulkan wajah sepakbola Indonesia: busuk, buruk, barbar, korup, dan menghalalkan segala cara," demikian antara lain bunyi pernyataan sikap Arek Bonek 1927 yang ditandatangani presidiumnya, Andi Pecie.

"Didirikan dan dihidupkan oleh orang-orang terhormat serta penuh dedikasi seperti Soeratin, MH Thamrin hingga Otto Iskandar Dinata, PSSI kini terjerembab menjadi sekadar ormas. Ya, sekadar ormas!

"Membiarkan PSSI menggunakan preman ormas semimiliter adalah pelecehan tak terkira terhadap sejarah panjang PSSI itu sendiri. Jangan biarkan PSSI menjadi Persatuan Semimiliter Sepakbola Indonesia.

"Keadilan adalah ibunda dalam setiap perlawanan dan perjuangan kami. Kami akan terus berjuang dengan segala kemampuan dan ketidakmampuan. Kami akan melawan dengan sebaik-baiknya, dengan sehormat-hormatnya," demikian bonek.

PP Membantah

Sementara itu dari pihak Pemuda Pancasila (PP) Surabaya menyangkal keras, bahwa insiden kekerasan itu dilakukan bukan atas perintah mereka.

"Kami jelaskan bahwasanya dalam insiden tadi malam itu tidak ada kaitan dari organisasi Pemuda pancasila. Organisasi PP tidak pernah memberikan instruksi kepada siapapun untuk melakukan tindakan kekerasan, apalagi ini tindakan melawan hukum," ujar Majelis Pimpinan Cabang Pemuda Pancasila Kota Surabaya, Rohman Amrullah, dalam konferensi persnya, Jumat (17/4).

"Jelas kami tidak akan memerintahkan anggota atau siapaun untuk melakukan hal tersebut. Kalau ada anggota kami yang terlibat, akan kami seret dan limpahkan ke polda. Dia harus bertanggungjawab untuk aksi perorangannya itu," pungkas Rohman.