PBSI Klaim Pemain Ganda Campuran Jadi Lebih Mandiri Tanpa Nova Widianto

Berita Badminton : Kepergian pelatih Nova Widianto dari tim nasional Indonesia tak bisa dipungkiri merupakan sebuah kerugian. Namun, para pemain kini mempunyai tanggung jawab sendiri dan lebih mandiri menyiapkan sebuah turnamen.

Hal itu diungkapkan oleh Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PP PBSI Rionny Mainaky sebelum keberangkatan tim Indonesia ke Kuala Lumpur Malaysia.

"Dengan perginya Nova, ya tidak bersyukur tapi tidak khawatir juga. Anak-anak memang merasa kehilangan tapi mereka jadi mandiri. Ini sekarang tugas Amon (Santoso) agar membuat mereka bekerja lebih keras," kata Rionny, sebagaimana dilaporkan Antara, Sabtu (7/5).

PBSI saat ini menunjuk asisten pelatih Amon Santoso untuk mengarungi turnamen pembuka musim di Malaysia Open World Tour Super 1000 dan India Open World Tour Super 750.

"Dia sama seperti saya pernah di Jepang, pernah juara liga antar-perusahaan di sana. Dia orangnya keras dan disiplin, kalau Nova orangnya baik," Rionny, menceritakan.

Nova Widianto adalah salah satu pelatih berpengalaman yang dimiliki Merah Putih. Bersama dengan Richard Mainaky sebagai pelatih kepala, keduanya sukses menghantarkan pasangan Tontowi Ahmad / Liliyana Natsir meraih medali emas di Olimpaide Rio 2016 lalu.

Sebagai pemain, prestasi Nova juga tak kalah mentereng dengan meraih medali perak Olimpiade dan juara dunia bersama Liliyana Natsir.

Setelah mendegradasi mantan juara All England, Praveen Jordan / Melati Daeva Oktavianti dari Pelatnas awal musim lalu, Nova mampu membawa para pemain muda tampil kompetititif di turnamen World Tour dengan pencapaian tertinggi diraih oleh pasangan Rehan Naufal Kushanjanto / Lisa Ayu Kusuawati yang mejadi juara di Hylo Open Super 300 serta penampilan Rinov Rivaldy / Pitha Haningtyas Mentari di BWF World Tour Finals 2022 hingga babak semifinal yang membawa mereka menempati peringkat 9 dunia saat ini.

Artikel Tag: Nova Widianto, PBSI, Rionny Mainaky