Reaksi Mirra Andreeva Usai Telan Kekalahan Yang Libatkan Kontroversi

Berita Tenis: Mirra Andreeva mengakui bahwa mengontrol emosi di atas lapangan akan menjadi hal yang harus ia usahakan setelah kalah di babak keempat Wimbledon musim 2023.

Petenis yang menginjak 16 tahun kurang dari tiga bulan lalu, sudah begitu dekat untuk melenggang ke perempatfinal Grand Slam pertama dalam kariernya di Wimbledon. Menghadapi petenis unggulan ke-25, Madison Keys, ia mengklaim set pertama dan membuka set kedua dengan 4-1. Tetapi ia tidak mampu menutup pertandingan setelah petenis AS bangkit dan menang dengan tiga set.

Seakan menambah garam di atas luka, di set ketiga ia kehilangan servis di game pembuka dan mendapatkan peluang untuk mematahkan Keys beberaa game setelah itu, tetapi ia tidak bisa mengkonversi peluang tersebut.

“Ia bermain dengan baik,” komentar Andreeva tentang Keys. “Saya tidak bisa mengatakan bahwa saya melakukan sesuatu yang salah. Saya hanya bermain. Itulah mengapa saya pikir ia menang karena ia bermain dengan lebih baik daripada saya.”

Menuju akhir pertandingan, kontroversi terjadi setelah ia diganjar penalti poin pada kedudukan 2-5, 40/40 karena melemparkan raketnya. Itu adalah peringatan kedua yang ia terima dan secara otomatis mengantarkannya menghadapi penalti. Setelah pertandingan, ia menolak menjabat tangan wasit.

“Apakah anda tidak memahami hal yang anda lakukan? Saya tidak melempar raketnya. Itu tergelincir. Itu keputusan yang salah. Saya tergelincir, lalu saya terjatuh,” tukas Andreeva yang mengeluh kepada wasit saat insiden tersebut terjadi.

Petenis berusia 16 tahun kemudian menegaskan kembali pendiriannya tentang insiden tersebut selama konferensi pers. Setelah mengakui peringatan pertama adalah hal yang pantas ia terima, ia menyatakan bahwa peringatan kedua merupakan kesalahan wasit.

“Itu poin yang kontroversial, karena saya tidak tahu keputusan mana yang benar. Ia wasit. Ia sosok yang mengambil keputusan,” seru Andreeva.

“Saya tidak memiliki niat apapun untuk melempar raket. Saya tergelincir dan saya pikir saya akan terjatuh ke depan. Mungkin itu seperti saya melempar raket. Saya tidak tahu. Saya belum melihat video apapun. Tetapi ia sosok yang mengambil keputusan.”

Setelah pertandingan sebelumnya, petenis berusia 16 tahun menyatakan ia masih berusaha mengontrol emosinya di lapangan. Meskipun hal tersebut akan memakan waktu karena usianya dan pengalaman minim di turnamen WTA. Sebelumnya, banyak petenis kenamaan lain yang melalui pengalaman hampir sama, termasuk Roger Federer.

“Sebenarnya ketika saya masih lebih mudah, saya melihatnya juga kesulitan. Saya bukan satu-satunya yang kesulitan,” ujar Andreeva tentang Federer.

“Saya pikir saya hanya harus sedikit menunggu dan itu akan pergi. Tetapi hal itu tidak bekerja seperti itu. Anda hanya harus mengusahakannya. Semakin cepat anda melakukannya, maka hasilnya pun akan semakin cepat datang.”

Ada banyak hal positif yang Andreeva bisa ambil dari Wimbledon musim ini setelah ia melalui babak kualifikasi untuk melenggang ke babak keempat pada debutnya di Grand Slam tersebut. Grand Slam di London merupakan turnamen WTA keempat sang petenis sampai saat ini, setelah ia melakoni turnamen di Monastir, Madrid, dan French Oppen. Ia akan menembus peringkat 100 besar untuk kali pertama setelah Wimbledon berakhir dan akan menjadi petenis termuda di peringkat tersebut.

Artikel Tag: Tenis, wimbledon, Mirra Andreeva, Madison Keys