Bagi Ons Jabeur, Cedera Ajarkan Dirinya Untuk Lebih Bersabar

Berita Tenis: Petenis berkebangsaan Tunisia, Ons Jabeur mengakui jika ia melakoni semifinal Wimbledon melawan Aryna Sabalenka 12 bulan lalu, maka ia mungkin akan kalah.

Petenis berkebangsaan Tunisia membukukan satu tempat di final Wimbledon untuk kali kedua secara beruntun setelah berjuang habis-habisan demi menghindari kekalahan. Final tersebut akan menjadi final Grand Slam ketiga dalam kariernya, tetapi ia belum bisa mengangkat trofi kemenangan.

Terkait kemenangan teranyar atas Aryna Sabalenka di semifinal Wimbledon musim 2023, petenis unggulan keenam mengakui bahwa versi lama dirinya mungkin akan kalah di pertandingan tersebut.

“Saya berlatih gila-gilaan. Anda sama sekali tidak tahu apa yang saya lakukan,” ungkap Jabeur. “Setiap kali ada sesuatu, saya sangat keras terhadap diri saya sendiri dan berusaha meningkatkan semua hal. Saya kadang-kadang sangat tidak sabar, yang tentu tidak baik.”

Keinginan runner up US Open musim 2022 untuk berkembang pada musim ini telah terhalang dengan sejumlah cedera. Awal musim ini, ia menjalani operasi pada lutut sebelum memenangkan gelar di Charleston. Lalu ia terpaksa mundur dari turnamen di Madrid pada Mei lalu akibat cedera betis. Tetapi ia masih mendapatkan hal positif dari sejumlah kemunduran tersebut.

“Mungkin cedera melambatkan saya dan mengajarkan saya untuk bersabar serta menerima apa yang terjadi,” lanjut Jabeur. “Saya selalu mempercayai sisi mental dari dunia olahraga, untuk terus melatihnya.”

“Itu hal yang telah saya lakukan dalam waktu yang cukup lama mungkin sejak saya berusia 10 tahun, karena saya tahu jika anda tidak siap secara fisik, anda selalu bisa menang secara mental. Itu yang mungkin terjadi dalam dua pertandingan terakhir.”

Keinginan untuk menjadi petenis yang lebih baik juga didorong oleh sejumlah pendukung yang dimiliki petenis berkebangsaan Tunisia. Beberapa pendukung bahkan mengirim pesan kepada anggota tim sang petenis untuk memberikan saran mereka sendiri. Ia dikenal dengan julukan menteri kebahagiaan dan kiprahnya di turnamen WTA telah menjadi salah satu faktor lonjakan minat terhadap tenis di negaranya.

Menantikan petenis unggulan keenam di final Wimbledon adalah petenis berkebangsaan Ceko, Marketa Vondrousova yang telah mengalahkannya sebanyak dua kali pada musim ini di Australian Open dan Indian Wells.

“Bagi saya, hanya ada satu tujuan, saya akan mengejarnya. Saya akan 100 persen siap. Mudah-mudahan, saya bisa menorehkan sejarah tidak hanya bagi Tunisia, tetapi juga bagi Afrika,” tukas Jabeur.

Artikel Tag: Tenis, wimbledon, Ons Jabeur