Pernah Dihina, Red Bull Kini Malah Jadi Pabrikan Tersukses di F1

Berita F1: Bos Red Bull, Christian Horner, mengenang kembali awal perjalanan timnya di F1 hingga mampu mendominasi kejuaraan dan membuat pabrikan lain bertekuk lutut.

Red Bull Racing diketahui mulai bergabung dengan F1 pada 2005 silam. Pabrikan asal Austria itu mengambil alih proyek Jaguar yang gagal.

Meski kesuksesan tak langsung diraih, peruntungan mereka mulai membaik ketika regulasi 2009 diberlakukan. Setahun kemudian, Die Roten Bullen menyabet gelar pertama lewat Sebastian Vettel, yang kemudian tampil mendominasi pada 2010-2013.

Sayangnya awal era hybrid tidak berjalan positif bagi mereka karena mesin buatan Renault berkinerja buruk. Peralihan power unit ke Honda terbukti menjadi titik balik, dengan Max Verstappen yang mengalahkan Lewis Hamilton pada 2021.

Pada 2011, Hamilton pernah menyebut Red Bull sebagai perusahaan minuman yang mengikuti kompetisi.

“Red Bull bukanlah produsen, mereka adalah perusahaan minuman. Ini adalah perusahaan minuman versus McLaren, sejarah Ferrari,” ucapnya dikutip dari Crash.

Berbicara dengan sebuah media, Christian Horner selaku prinsipal tim mengungkapkan kegembiraannya menjadi ‘sekelompok orang dari penggemar minuman bersoda’ yang bisa melawan Ferrari dan Mercedes, raksasa besar F1.

“Saya pikir itu membuat mereka kesal, jujur saja. Jika Anda seorang OEM dan Anda dipukuli oleh sekelompok orang dari kaleng minuman bersoda,” kata Horner.

“Kadang-kadang duduk sedikit tidak nyaman tetapi itu hanya menunjukkan bahwa jika Anda mengumpulkan orang yang tepat, alat yang tepat, keyakinan yang tepat. Apa pun mungkin.”

“Kami telah melakukannya di sisi sasis jadi kami berpikir mengapa tidak melakukannya di sisi mesin juga,” ia menyimpulkan.

Artikel Tag: Red Bull, F1 2023, Christian Horner, Max Verstappen, Sergio Perez