Stoffel Vandoorne Tertarik Satu Tim dengan Verstappen di Balap Ketahanan

Berita F1: Pebalap tes dan cadangan Aston Martin, Stoffel Vandoorne, mengungkapkan ketertarikannya untuk berbagi mobil dengan Max Verstappen di ajang balap ketahanan. Menurut Vandoorne, kesempatan untuk berpasangan dengan juara dunia Formula 1 empat kali itu merupakan peluang yang sulit ditolak.

Di tengah kesibukannya bersama Red Bull Racing di Formula 1, Verstappen memang mulai serius menyiapkan langkah menuju dunia endurance racing. Sepanjang musim ini, pebalap asal Belanda tersebut mengambil sejumlah langkah penting, termasuk memperoleh lisensi untuk membalap di kelas GT3 di sirkuit legendaris Nordschleife.

Debut Verstappen di ajang NLS langsung berbuah manis. Ia sukses meraih kemenangan pada penampilan pertamanya di kelas GT3, memperkuat reputasinya sebagai pebalap serbabisa. Verstappen juga secara terbuka menyampaikan ambisinya untuk tampil di balapan ikonik seperti 24 Hours of Le Mans dan 24 Hours of the Nordschleife, dengan target realistis mulai 2026 untuk ajang terakhir.

Vandoorne menilai ketertarikan Verstappen pada balap ketahanan bukan sekadar coba coba. Ia menggambarkan pebalap berusia 28 tahun itu sebagai penggemar sejati dunia motorsport yang mengikuti hampir semua kejuaraan.

“Max mengikuti semuanya,” ujar Vandoorne dalam wawancara. “Dia tahu hasil balapan, jalannya lomba, bahkan detail pebalap lain. Gairahnya terhadap motorsport sangat besar. Karena itu dia tertarik mencoba GT3 dan hampir semua kategori yang menggunakan empat roda.”

Selain perannya di Aston Martin Formula 1, Vandoorne juga memiliki pengalaman luas di berbagai ajang lain. Ia tercatat sebagai pebalap cadangan Jaguar di Formula E, sekaligus menjadi pebalap tetap Peugeot di ajang World Endurance Championship. Latar belakang tersebut membuatnya merasa nyaman jika suatu hari jalurnya bersinggungan dengan Verstappen di ajang ketahanan.

“Kalau suatu saat bisa tampil bersama di Le Mans, itu tentu sangat menarik. Saya jelas tidak akan menolak kesempatan seperti itu,” ucap Vandoorne.

Dalam kesempatan yang sama, Vandoorne juga menyoroti perkembangan McLaren, tim yang pernah ia bela sebagai pebalap penuh pada musim 2017 dan 2018. Ia menyebut periode tersebut sebagai fase krisis bagi tim asal Woking itu.

Namun, Stoffel Vandoorne mengakui perubahan besar yang dilakukan McLaren dalam beberapa tahun terakhir sangat mengesankan. Menurutnya, stabilitas organisasi dan pemahaman teknis terhadap mobil generasi terbaru menjadi kunci kebangkitan mereka.

“Kemajuan yang mereka capai luar biasa,” katanya. “Sekarang McLaren jauh lebih stabil dan tahu apa yang harus dilakukan. Saat ini, mereka pantas disebut sebagai tim yang harus dikalahkan di Formula 1.”

Artikel Tag: Stoffel Vandoorne, Max Verstappen, Le Mans, f1, Nordschleife, aston martin