Dari Red Bull ke Racing Bulls, Liam Lawson Ungkap Pelajaran Terbesarnya

Liam Lawson
Berita F1: Liam Lawson menyebut pengelolaan emosi sebagai pelajaran terbesar yang ia dapatkan sepanjang musim Formula 1 2025. Pebalap berusia 23 tahun itu mengakui bahwa tekanan, kekecewaan, dan ritme balapan yang padat menjadi ujian mental terberat dalam debutnya sebagai pebalap penuh waktu.
Lawson memulai musim dengan ekspektasi tinggi setelah dipercaya mendampingi Max Verstappen di Red Bull. Namun, kepercayaan tersebut hanya bertahan dua seri. Ia kemudian diturunkan ke Racing Bulls dan bertukar kursi dengan Yuki Tsunoda, sebuah keputusan yang langsung menjadi sorotan di paddock.
Perubahan mendadak itu sempat memengaruhi performanya. Lawson membutuhkan beberapa balapan untuk kembali menemukan kepercayaan diri dan menyesuaikan diri dengan karakter mobil Racing Bulls. Meski demikian, progresnya terlihat jelas seiring berjalannya musim. Ia mulai tampil kompetitif dan mampu menyamai kecepatan rekan setimnya, Isack Hadjar.
Sepanjang musim 2025, Lawson mengumpulkan total 38 poin dari 22 balapan. Hasil terbaiknya diraih saat finis kelima di Grand Prix Azerbaijan, sebuah pencapaian yang menegaskan potensinya di level tertinggi Formula 1. Konsistensi tersebut akhirnya berbuah kontrak bersama Racing Bulls untuk musim 2026.
Dalam refleksinya, Lawson menilai kalender balapan yang padat membuat pebalap tidak memiliki banyak waktu untuk larut dalam kegagalan. Ia menekankan pentingnya melakukan evaluasi singkat, lalu segera mengalihkan fokus ke seri berikutnya. Menurutnya, kemampuan bangkit dengan cepat menjadi kunci bertahan di F1 modern.
“Saya rasa dengan jumlah balapan sebanyak ini, Anda tidak bisa terlalu lama terpaku pada satu momen,” ujar Lawson. Ia menambahkan bahwa refleksi tetap diperlukan, namun harus dibarengi dengan kemampuan mengambil sisi positif dari setiap akhir pekan balapan.
Liam Lawson juga menyinggung momen di Grand Prix Qatar sebagai contoh nyata betapa sulitnya menjaga emosi. Setelah menjalani akhir pekan yang berjalan lancar hingga hari balapan, satu kesalahan kecil di lintasan langsung menggugurkan peluang hasil besar. “Itu sangat menyebalkan,” katanya, seraya menilai pengalaman tersebut sebagai bagian dari proses pendewasaan.
Menatap musim 2026 dengan regulasi mesin baru, Lawson berharap pengalaman pahit manis di 2025 dapat menjadi fondasi kuat. Ia optimistis mampu berkembang lebih konsisten dan membuktikan kapasitasnya sebagai pebalap Formula 1 yang matang, baik secara teknis maupun mental.
Artikel Tag: Liam Lawson, Red Bull, Racing Bulls, F1 2025, F1 2026
Published by Ligaolahraga.com at https://www.ligaolahraga.com/f1/dari-red-bull-ke-racing-bulls-liam-lawson-ungkap-pelajaran-terbesarnya




Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama berkomentar disini