Flandy Limpele Yakin Mampu Naikan Level Ganda Putra Malaysia

Berita Badminton : Mantan pemain spesialis ganda tim nasional Indonesia, Flandy Limpele tidak akan melupakan keberhasilan di turnamen German Open dengan Eng Hian pada tahun 2003.

Dia berada dalam salah satu kondisi terburuknya tetapi bukannya menyerah, dia kemudian memenangkan gelar dengan Eng Hian setelah mengalahkan pasangan tangguh asal China, Fu Haifeng/Cai Yun di final untuk gelar tersebut.

Flandy mengatakan itu mengesankan karena dia tidak menyerah bahkan ketika performanya turun.

“Saya sakit sejak awal turnamen, saya merasakan sakit pada tubuh tetapi saya bermain terus. Ada lawan yang tangguh di setiap babak tetapi Eng Hian dan saya terus berjuang. Akhirnya, kami menang,” kata pelatih berusia 46 tahun ini.

Dan itu adalah sikap yang sama sekali tidak pernah mati yang Flandy ingin berikan kepada pemain barunya, termasuk Aaron Chia/Soh Wooi Yik, Nur Izzuddin Rumsani/Goh Sze Fei ketika ia memulai pekerjaannya sebagai pelatih kepala ganda putra Malaysia.

"Tidak ada yang terlalu sulit bagi pemain mana pun jika mereka tidak mudah menyerah," kata Flandy.

Flandy tiba di Kuala Lumpur pada Jumat lalu tetapi saat ini sedang menjalani karantina selama 14 hari.

“Saya akan segera mulai ketika saya menyelesaikan karantina. Saya benar-benar menantikan pelatihan di Malaysia,” katanya.

“Saya mengambil pekerjaan ini karena Malaysia dekat dengan Indonesia. Gaya bermainnya juga mirip dan saya tahu betapa olahraga ini disukai di sini. Saya pasti akan merasa seperti di rumah,” ungkap Flandy.

Tugas pertamanya sebagai pelatih adalah dengan klub Hitachi di Jepang dari 2011-2015.

Dia kemudian melatih India selama satu tahun sebelum meninggalkan tim nasional Maret lalu dan di bawahnya, pasangan Satwiksairaj Rankireddy/Chirag Shetty masuk ke 10 besar dunia dan memenangkan gelar World Tour pertama mereka di Thailand Open tahun lalu.

Tetapi dengan ganda putra Malaysia, Flandy ingin melangkah lebih tinggi lagi untuk memandu para pemain ke Olimpiade.

“Saya telah berkompetisi di empat Olimpiade dan itu akan menjadi suatu kehormatan bagi saya sebagai seorang pelatih untuk melihat para pemain saya mencapai Olimpiade pertama kalinya dan memenangkan medali. Saya sudah pengalaman,” aku Flandy, yang memenangkan medali perunggu dengan Eng Hian di Olimpiade Athena 2004.

Dia juga berada di Olimpiade Sydney 2000 bersama Eng Hian tetapi mereka tidak mampu melangkah lebih jauh.

Dua penampilan Olimpiade lainnya adalah di ganda campuran dengan Riseu Rosalina di Olimpiade Atlanta 1996 (perempat final) dan pada Olimpiade Beijing 2008 dengan Vita Marissa (kalah semifinal).

Flandy, yang memandang mantan pelatihnya Christian Hadinata sebagai panutan, mengatakan dia tidak akan mentolerir ketidakdisiplinan.

“Pelatih saya Christian mengajari saya kerja keras, rasa hormat, dan disiplin. Saya akan mengharapkan hal yang sama dari para pemain saya."

“Saya akan bersikap tegas saat saya. perlu. Saya akan mengamati dulu ketika saya memulai pelatihan sebelum melaksanakan rencana saya,” tegas Flandy.

Artikel Tag: Flandy Limpele, eng hian, Aaron Chia Hsin, Soh Wooi Yik