BWF Resmi Larang Spin Servis Hingga Olimpiade Paris 2024

Berita Badminton : Federasi Bulu Tangkis Dunia ( BWF ) secara resmi memperpanjang larangannya atas apa yang disebut Spin Servis atau "servis berputar" sampai setelah Olimpiade dan Paralimpiade Paris 2024, katanya pada Senin (29/5).

Gaya servis baru melibatkan pemain memutar shuttlecock sebelum meluncurkannya, sehingga sulit bagi lawan untuk bisa mengembalikannya .

Pada awal bulan Mei, Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF) untuk sementara melarang gaya servis ini, dengan alasan kemungkinan gangguan pada permainan .

"Setelah berkonsultasi dengan komunitas bulu tangkis, Dewan BWF percaya sebaiknya melarang 'spin servis' selama 15 bulan lagi agar tidak memengaruhi periode kualifikasi Olimpiade dan Paralimpiade dan Olimpiade itu sendiri," kata badan penyelenggara olahraga itu dalam sebuah pernyataan pada Senin.

Sekretaris Jenderal BWF Thomas Lund menyambut "inovasi dalam bulu tangkis" tetapi menambahkan bahwa "diperlukan lebih banyak bukti tentang efek potensial" dari servis tersebut sebelum memperkenalkannya dalam skala penuh secara global .

Putusan itu akan resmi diterapkan di turnamen Thailand Open World Tour Super 500 mulai Selasa, kata BWF.

Dalam mendukung larangan tersebut, Sekretaris Jenderal Asosiasi Bulutangkis Malaysia Kenny Goh sebelumnya mengatakan servis tersebut dapat "membunuh" permainan.

“Pemain penerima akan kesulitan untuk menangani shuttlecock yang masuk karena metode ini menciptakan "penerbangan yang tidak teratur, jadi kadang-kadang bulunya malah berada di depan," katanya kepada AFP.

Pemain ganda Denmark Marcus Rindshoj dilaporkan menjadi pemain pertama yang menggunakan servis ini dan selama turnamen Polandia Open bulan lalu, dia mengumpulkan banyak poin dengan servis yang tidak dapat dikembalikan ini.

Mencoba tangan mereka untuk mempelajari trik baru ini, bahkan para pebulutangkis top berusaha keras untuk menguasai keterampilan terbaru ini sebelum dilarang di Piala Sudirman bulan lalu.

Artikel Tag: BWF, Spin Servis