Kanal

Bagi Daniil Medvedev, Ini Arti Kemenangan Di Final ATP Finals 2020

Penulis: Dian Megane
23 Nov 2020, 17:38 WIB

Daniil Medvedev berpose dengan trofi ATP Finals pertama dalam kariernya

Berita Tenis: Dengan mengantongi delapan gelar, termasuk tiga gelar Masters 1000, Daniil Medvedev memasuki final ATP Finals musim ini dengan daftar prestasi yang gemilang.

Namun setelah memenangkan gelar terbesar dalam kariernya sampai saat ini di O2 Arena, London melawan Dominic Thiem, petenis berkebangsaan Rusia mendeskripsikan kemenangan kesembilan di final yang ia lakoni sebagai pertandingan tersengit dalam kariernya.

Petenis peringkat 4 dunia telah menundukkan petenis peringkat 2 besar – Novak Djokovic dan Rafael Nadal – dalam perjalan menuju partai puncak ATP Finals, tetapi kemenangan melawan petenis peringkat 3 dunia, Thiem akan menjadi kemenangan yang paling ia banggakan ketika ia mengenang kembali perjalanan kariernya di masa yang akan datang.

“Itu kemenangan tersulit dalam karier saya, karena Dominic benar-benar petenis yang sulit dilawan. Saya pikir, di pertandingan kali ini ia berada dalam kondisi terbaik. Itu yang saya rasakan di sepanjang pertandingan. Ia benar-benar telah dekat untuk memenangkan set kedua. Saya berhasil bertahan. Saya merasa di set ketiga, saya benar-benar lelah secara fisik pastinya, tetapi saya merasa ia mulai melewatkan beberapa bola, ia mulai berlari dengan sedikit lebih lambat, karena ia juga lelah,” komentar Medvedev tentang kemenangan atas Thiem.

“Untuk membuat Dominic kelelahan pada laga tiga set, bukan lima set, saya pikir itu pencapaian yang luar biasa. Dominic bermain sebagai salah satu petenis terbaik dalam sejarah olahraga ini, mungkin belum dilihat dari segi gelar dan Grand Slam, tetapi seperti yang saya katakan, terlihat dari performanya di final kali ini.”

Kemenangan petenis berusia 24 tahun atas Thiem menjadi sejarah di ATP Finals. Tidak ada petenis yang berhasil mengalahkan tiga petenis tiga besar di sebuah turnamen ATP nomor tunggal sampai musim ini. Ia menjadi petenis keempat yang melakukannya setelah Boris Becker (Stockholm 1994), Djokovic (Montreal 2007), dan David Nalbandian (Madrid 2007).

“Sungguh mengagumkan mengalahkan petenis tiga besar di sini. Di fase grup, saya mengalahkan Novak, lalu Rafa di semifinal, dan Dominic di final, para petenis terbaik dunia, itu banyak berarti bagi saya,”seru Medvedev.

“Hal itu memperlihatkan bahwa saya bisa melakukannya ketika saya bermain dengan baik dan merasa prima baik secara mental maupun fisik. Saya tahu apa yang bisa saya lakukan. Saya hanya harus mengeluarkannya lebih dan lebih dan mudah-mudahan akan ada lebih banyak pertandingan seperti ini.”

Kemenangan juara Paris Masters musim 2020 menjadi akhir yang sesuai di O2 Arena, London yang selama 12 musim menjadi tuan rumah ATP Finals. Edisi pertama turnamen akhir musim yang digelar di London terjadi pada musim 2009 dan dimenangkan rekan senegara petenis berusia 24 tahun, Nikolay Davydenko yang menjadi komentator final turnamen akhir musim kali ini untuk stasiun televisi Rusia.

“Mengawali dan mengakhiri ATP Finals di London dengan juara dari Rusia sangat keren. Saya sebenarnya tidak tahu, tetapi Nikolay menjadi komentator pertandingan saya di stasiun televisi Rusia. Saya juga berbincang dengannya setelah pertandingan,” tambah Medvedev.

“Saya merasa begitu terkejut dan senang, karena ia salah satu idola saya ketika saya tumbuh besar, ketika saya mulai bermain tenis.”

Satu bulan lalu, ia jauh dari performa yang ia perlihatkan ketika memenangkan 10 pertandingan secara beruntun di Paris Masters dan ATP Finals. Ia tiba di Paris dengan hanya mengantongi tiga kemenangan dari delapan pertandingan terakhir dan ia masih mencari gelar pertamanya dalam 13 bulan terakhir.

“Turnamen yang saya lakoni sebelum Paris Masters, tidak terlalu buruk. Saya melawan petenis tangguh. Di Paris, saya hanya berjuang, begitupun di Wina dan St. Petersburg, saya tahu level permainan saya akan kembali, mungkin tidak musim ini. Tetapi akhirnya hal itu terjadi di Paris. Saya harus mengatakan, saya mulai bermain dengan lebih baik,” jelas Medvedev.

“Ketika anda mendapatkan kepercayaan diri seperti itu, anda hanya harus mempertahankannya. Dan saya pikir saya tahu bagaimana cara melakukannya, terutama melihat kembali musim lalu ketika saya melakoni enam final secara beruntun.”

Medvedev yang masih tertinggal 2-3 dalam head to head melawan Thiem, akan berusaha membawa kepercayaan diri yang ia temukan dalam beberapa pekan terakhir menuju musim 2021. Ia berharap bisa meneruskan kesuksesannya dan memberikan tekanan yang lebih besar kepada Djokovic dan Nadal demi memperebutkan posisi puncak dunia tenis.

Artikel Tag: Tenis, ATP Finals, Daniil Medvedev, Dominic Thiem

Berita Terkait

Berita Terpopuler Minggu Ini

Berita Terbaru