Ragam Tinju: Mengenang Duel Ogah-ogahan Robinson vs Stretz Saat Hari Natal 1950

Sugar Ray Robinson & Hans Stretz bercengkerama setelah pertarungan
Ligaolahraga – Ragam Tinju: Sugar Ray Robinson tampak ogah-ogahan saat dia menghadapi Hans Stretz pada Hari Natal 1950. Itu duel kelima dalam sebulan yang dilakoni Robinson dalam tur Eropa pertamanya dan ribuan orang datang menonton sang ‘superstar’ di Frankfurt, Jerman.
Namun petinju legendaris AS itu rindu kampung halamannya. Dia juga mungkin sedikit bosan dalam pertarungan pemanasan terakhirnya sebelum dia naik ke kelas menengah untuk melawan juara dunia Jake LaMotta pada Hari Valentine mendatang.
Stretz, seperti halnya empat korban Robinson sebelumnya dalam tur Eropa kali itu, menjadi lawan latih yang bagus baginya sebelum menghadapi LaMotta. Tapi Robinson sudah tidak sabar untuk merampungkan pertarungan itu, agar dia bisa berlayar pulang pada 27 Desember.
Sang istri Edna Mae, manajer George Gainsford, promotor Freddie Sommers dan si boncel Jimmy Kapoura, yang bisa bicara lima bahasa, tiba di Frankfurt bersama Robinson pada Malam Natal untuk pertarungan yang dilaksanakan keesokan hari saat Natal.

Robinson ingin cepat-cepat menyudahi pertarungannya melawan Stretz
Sang juara dunia kelas welter dan rombongannya tiba dengan kereta semalam suntuk dari Paris. Di ibu kota Prancis itu, dia menghentikan petinju tuan rumah Robert Villemain di ronde sembilan dalam duel nongelar dua hari sebelumnya. Robinson sama sekali tak berbelas kasihan di hadapan 20 ribu penonton.
Di partai kelimanya dalam sebulan dalam tur Eropa pertamanya, Robinson akan mengaafpi manta juara Jerman, Stretz. Banyak orang Amerika nampak di antara 10 ribu penonton yang memadati Messehalle di Frankfurt, meski udaranya yang dingin membeku. Messehalle sendiri tengah dipugar setelah Perang Dunia II.
Di antara penonton yang datang adalah tentara-tentara pendudukan dari angkatan bersenjata AS yang ditugaskan di Jerman. Beberapa dari mereka menyambut Robinson saat dia tiba dengan kereta pada Malam Natal.
Kabarnya, pertarungan Robinson ini juga menjadi kali pertama seorang juara dunia pernah bertarung di Jerman. Juara dunia kelas berat Max Scmeling tak pernah bertarung di negaranya itu saat menggenggam gelar juara.
Robinson membatalkan latihannya yang dibuka untuk umum dan memutuskan dirinya tidak memerlukan latihan sebelum menghadapi Stretz. “Bung, saya baru saja bertarung sembilan ronde dua malam yang lalu,” katanya.

Robinson berulang kali mendaratkan pukulan hook kirinya
Meski antusiasme penonton begitu tinggi terhadap dirinya dan hadiah uang yang bakal dikantonginya, Robinson menyambut Hari Natal dengan suasana hati yang buruk. “Jika ada yang memberitahu saya setahun lalu, bahwa saya akan berada di sini, di Jerman …” kata Robinson, dengan hati gundah karena jauh dari rumah.
Namun kepopuleran Robinson tengah meroket saat itu. Petinju yang asalnya berasal dari Detroit namun bermukim di New York itu, kini dipandang sebagai petinju terhebat di seluruh dunia.
Hanya dalam 30 detik pertarungannya di Jerman itu, Robinson memperlihatkan kelasnya dengan menyungkurkan Stretz dengan hook kirinya. Itu hanya satu dari tujuh knockdown pada malam itu. Robinson seperti ingin buru-buru menyudahi duel itu dan berulangkali sukses mendaratkan hookkirinya.
Kecepatan dan kombinasi pukulan Robsinson mengguncang Stretz dan kekuatan pukulannya terlalu dahsyat, sehingga akhirnya Stretz menyerah di ronde kelima. Diberondong pukulan kanan yang ditutup dengan pukulan kiri, petinju Jerman itu terkapar di tali ring dan tak bangun dalam hitungan wasit.

Stretz tersungkur tujuh kali sebelum menyerah di ronde kelima
Itu kemenangan KO keempat Robinson dalam lima pertarungannya yang digelar dalam rentang 29 hari. Petinju berusia 30 tahun itu pun nampak dalam kondisi siap tempur untuk pertarungan berikutnya – menghadapi LaMotta, sang jawara kelas menengah, pada 14 Februari 1951.
Kemenangan atas Stretz ini merupakan salah satu dari rentetan 91 kemenangan beruntunnya (dia juga merebut helar juara dunia kelas welter dalam periode ini pada 1946). Banyak yang berkata, inilah periode terbaik dalam karier Robinson dan banyak pertarungannya ini yang tak terabadikan dalam bentuk film.
Duelnya melawan Stretz merupakan pertarungan ke-19 Robinson pada tahun 1950 – jumlah yang luar biasa jika dibandingkan dengan jumlah pertarungan petinju-petinju elit sekarang ini dalam periode 12 bulan (kebanyakan hanya dua pertarungan, bahkan ada yang hanya sekali bertarung).
Tapi Robinson, yang tiba di Frankfurt dengan 53 koper dan rombongannya, perlu bertinju untuk mempertahankan gaya hidupnya yang mewah. Dari tur Eropa itu, Robinson mengantongi 50 ribu dolar AS. Namun semuanya sudah habis saat dia hendak berlayar pulang.
“Saya mengantongi hampir $50 ribu dan saya memerlukan setiap sennya,” kata Robinson dalam bukunya, ‘Sugar Ray’. “Rombongan saya memakan tagihan yang cukup besar di Hotel Claridge (di Paris) dan Edna Mae juga berbelanja.”

Robinson dan sang manajer George Gainsford
Robinson kembali ke Eropa tahun berikutnya, bersama rombongan yang lebih besar dan bahkan membawa serta mobil Cadillas pink miliknya. Namun perjalanan kali ini tidak sepenuhnya sukses.
Setelah tujuh pertarungan dalam tur antara 21 Mei dan 10 Juli, Robinson secara mengejutkan kalah angka dari petinju Inggris, Randy Turpin, di London. Untung gelarnya berhasil dia rebut lagi dalam partai ulang, dan kemudian terlibat dalam duel-duel yang mempertaruhkan gelar juara di dekade berikutnya.
Robinson berusia 45 tahun ketika akhirnya gantung sarung tinju pada Desember 1965 setelah 202 pertarungan profesional dan memenangi gelar juara dunia kelas menengah sebanyak lima kali. Ronsinson – disebut-sebut sebagai petinju terbaik dari yang terbaik – menderita Parkinson di masa-masa akhirnya dan wafat di usia 67 tahun pada April 1989.
Artikel Tag: Sugar Ray Robinson, Hans Stretz, Tinju
Published by Ligaolahraga.com at https://www.ligaolahraga.com/tinju/ragam-tinju-mengenang-duel-ogah-ogahan-robinson-vs-stretz-saat-hari-natal-1950

Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama berkomentar disini