Rekap Hasil Kompetisi Atletik Di Olimpiade Paris (Bagian 1)

Armand Duplantis, Femke, Sifan Hassan dan Noaj Lyles hanyalah beberapa bintang dari cabang atletik di Olimpiade Paris. Namun masih banyak lagi nama-nama lain yang menonjol selama 10 hari penyelenggaraan cabang ini di Paris 2024.

Tim atletik Amerika Serikat tampil kuat, di mana mereka meraih 34 dari 126 total medali di ibu kota Prancis(27%): 14 emas, 11 perak, dan sembilan perunggu. Tim terbaik kedua, sebagai perbandingan, adalah Kenya, dengan empat emas, dua perak, dan lima perunggu.

Atletik selalu menjadi perhatian utama. Setelah pembukaan Olimpiade, ini adalah salah satu momen yang paling ditunggu-tunggu dan membutuhkan waktu beberapa hari untuk memulai pertandingan.

Jalan cepat adalah nomor pertama yang diadakan di Paris 2024, pada tanggal 1 Agustus dengan perlombaan 20 km untuk kategori pria dan wanita. Brian Pintado dari Ekuador dan Jiayu Yang dari China masing-masing menjadi juara di kategori pria dan Wanita.

Spanyol memenangkan dua medali, perunggu dan perak melalui Alvaro Martin dan Maria Perez, yang juga menjuarai estafet campuran dalam lomba jalan cepat maraton beberapa hari kemudian, sebuah nomor yang baru pertama kali diadakan di Olimpiade.

Hari pertama adalah hari berikutnya. Banyak babak penyisihan yang sedang berlangsung, tetapi juga berlangsung satu final, lari 10.000 meter putra.

Final yang seru dan sangat cepat di mana para pelari Ethiopia ingin mengatur kecepatan, namun tidak mampu meraih kemenangan. Berihu Aregawi meraih perak dengan selisih tipis dari Grant Fisher dari Amerika Serikat, yang meraih perunggu.

Sebaliknya, Joshua Cheptegei dari Uganda tampil impresif dalam perjalanannya meraih medali emas dan juga mengalahkan rekor Olimpiade dengan waktu 26:43.14. Ia akhirnya mendapatkan emas yang hilang setelah meraih perak di Tokyo 2020.

Cheptegei berencana tampil juga di nomor lari 5.000 meter, namun akhirnya dibatalkan, begitu juga dengan rekan senegaranya, Jacob Kiplimo.

Ini adalah awal yang luar biasa di Stadion: hanya dua jam sebelum kemenangan Cheptegei, tim estafet 4x400m campuran AS memecahkan rekor dunia, mematahkan waktu mereka di Piala Dunia 2023 lebih dari satu detik, dan meninggalkan rekor sebelumnya di 3:07.41.

Vernon Norwood, Shamier Little, Bryce Deadmon dan Kaylyn Brown sedikit lebih lambat pada hari berikutnya dan gagal meraih emas. Femke Bol mengambil tongkat estafet terakhir di tempat keempat dan merebut emas untuk Belanda dalam sebuah comeback yang tak terlupakan.

Namun, itu bukan satu-satunya kejutan pada 3 Agustus saat Julien Alfred memenangkan medali emas lari cepat di nomor 100 meter, medali Olimpiade pertama dalam sejarah Pulau Karibia, St Lucia, mengalahkan favorit utama, Sha'carri Richardson dari Amerika Serikat.

Dominika juga membuat gebrakan yang belum pernah terjadi sebelumnya, dengan Thea Lafond memenangkan medali emas di nomor lompat jangkit.

Hari itu juga menyaksikan Ryan Crouser dinobatkan sebagai atlet tolak peluru terbaik dalam sejarah Olimpiade, memenangkan emas ketiga berturut-turut. Markus Rooth dari Norwegia, setelah dua hari yang melelahkan, dinyatakan sebagai juara decathlon, dengan kemeriahan hingga lomba terakhir, yaitu lari 1.500 meter.

Pada 4 Agustus, Noah Lyles juga memberikan foto yang tak terlupakan di nomor 100m putra. Datang sebagai orang tercepat di dunia saat ini, ia memukau Paris dengan catatan waktu 9,79, dalam final yang sangat ketat.

Momen besar lainnya pada hari itu adalah pertarungan antara Ukraina dan Australia di lompat tinggi putri. Medali emas jatuh ke tangan Yaroslava Mahuchik dari Eropa dan perak ke tangan Nicola Olyslagers dari Australia, sementara Iryna Gerashchenko dan Eleanor Patterson berbagi medali perunggu.

Ethan Katzberg dari Kanada memenangkan lontar martil dalam final yang sangat nyaman. Dari lemparan pertama sudah terlihat jelas bahwa ia akan menang.

Artikel Tag: olimpiade