George Russell Suksees Mengendalikan Mercedes Jadi yang Terbaik

Berita F1: Era efek ground effect Formula 1 belum memberikan lahan subur bagi Mercedes, dan penurunan performa tim dibandingkan dengan aturan sebelumnya sudah terdokumentasi dengan baik. Sayangnya, bagi George Russell, perubahan dramatis terjadi ketika ia pindah dari Williams ke Mercedes.

Russell bergabung dengan Mercedes pada tahun 2022 dan dalam beberapa tahun berikutnya, ia tumbuh dan berkembang di bawah bayang-bayang juara dunia tujuh kali Lewis Hamilton. Musim ini, ia akhirnya tampil di sorotan sebagai pemimpin tim – meskipun musim yang kurang baik bagi Silver Arrows.

Tahun ini dimulai dengan baik bagi Russell, yang meraih podium berturut-turut dengan finis ketiga di Australia dan China untuk mengawali musim dengan kuat. Ini diikuti di Bahrain, di mana pebalap Inggris itu finis kedua, dan Miami di mana ia meraih posisi ketiga lagi.

Namun, rangkaian finis lima besarnya berakhir di Imola, karena Mercedes meluncurkan komponen suspensi baru yang justru lebih banyak menimbulkan masalah daripada keuntungan.

Masalah korelasi menyembunyikan kekurangan pada komponen baru tersebut, yang digunakan Mercedes selama empat akhir pekan balapan termasuk Monaco - Russell mencetak satu-satunya finis di luar 10 besar tahun ini dengan posisi ke-11. Namun, peningkatan tersebut bukanlah satu-satunya penyebab, karena pebalap Inggris itu juga mendapat penalti drive-through karena menyalip Alex Albon di luar lintasan.

Namun, Russell mampu mengatasi kekurangan tersebut dan meraih posisi keempat di balapan berikutnya di Spanyol sebelum meraih kemenangan pertamanya tahun ini di Kanada – memimpin podium ganda untuk Mercedes karena rekan setimnya yang masih rookie, Andrea Kimi Antonelli, finis ketiga.

“Dalam posisi kami, jika Anda bermain aman, Anda akan pulang dengan hasil yang aman,” keluh George Russell setelah balapan Silverstone.

“Tentu saja, itu mungkin akan menjadi posisi keempat. Berdiri di sini sekarang, apakah saya berharap mendapatkan posisi keempat? Tentu saja. Kami ingin berani, kami ingin mengambil risiko. Kami mengambil beberapa keputusan berani dan pada akhirnya itu menjadi bumerang bagi kami.”

Artikel Tag: George Russell, f1, Mercedes