Juventus: Matthijs de Ligt Sebenarnya Tidak Ingin Jadi Defender

Berita Transfer: Matthijs de Ligt digadang-gadang untuk menjadi defender terbaik di masa depan seiring dengan transfernya ke Juventus pada musim panas tahun lalu, namun dia sebenarnya lebih nyaman bermain sebagai seorang gelandang bertahan kreatif ketimbang bek tengah.

De Ligt merupakan seorang playmaker bertalenta ketika menimba ilmu di sistem akademi Ajax hingga posisinya digeser lebih ke belakang saat usianya masih 15 tahun.

Dia tidak sepenuhnya rela dengan perubahan posisi tersebut, dengan mengutarakan hasratnya untuk ambil bagian dalam serangan tim di sepertiga akhir lapangan, ketimbang menahan ancaman dari musuh di lini pertahanan sendiri.

Namun De Ligt berkembang menjadi salah satu yang terbaik di posisi barunya, hingga menjelma sebagai salah satu bek tengah paling diburu di Eropa pada bursa transfer musim panas tahun 2019, dengan Juventus menggaetnya seharga 75 juta euro (1,2 triliun rupiah).

"Saya bermain lebih banyak di lini tengah, mencetak banyak gol, mempersembahkan assist, dan kemudian mereka tiba-tiba mengungkapkan kepada saya bahwa lebih baik jika saya pindah ke posisi bek tengah, demi kebaikan karier saya," kata defender berusia 20 tahun itu kepada Champions Journal.

"Pada asalnya, saya berpikir, 'saya tidak suka menjadi seorang defender,' namun kini saya mulai menyadari bahwa cara saya bermain sebagai seorang gelandang adalah hal yang membantu saya sekarang. Jadi, saya sangat senang karena perkembangan ini harus terjadi.

"Semenjak kemunculan tim Barcelona, tim dengan tiki-taka, semua tim ingin bermain dari belakang. Dan untuk bermain dari belakang, Anda memerlukan seorang defender yang bagus dalam mengolah bola. Itulah sebabnya kemampuan teknis sangat penting dalam peran saya."

Pada musim perdananya di Italia, Matthijs de Ligt sudah menjadi andalan Juventus dengan melakoni total 27 pertandingan di semua ajang, dengan menyumbangkan dua gol, yang keduanya dilesakkan di Serie A.

Artikel Tag: Matthijs de Ligt, Juventus