Bus Olympique Lyonnais Diserang, Pemerintah Prancis Buka Suara

Berita Liga Prancis: Pemerintah Prancis pada Senin (30/10) mengutuk kekerasan yang menjijikkan di sekitar stadion Olympique de Marseille dan mengatakan sembilan orang telah ditangkap setelah bus Olympique Lyonnais diserang dan pelatih mereka terluka.

Pertandingan Ligue 1 hari Minggu (29/10) antara rival berat Prancis Tenggara, yang memiliki sejarah kekerasan dari penggemar masing-masing, resmi dibatalkan karena kejadian tersebut.

Pelatih Lyon, Fabio Grosso berlumuran darah dan linglung setelah wajah dan kulit kepalanya terkena pecahan kaca ketika batu dilemparkan ke arah bus, menurut laporan klub dan media.

"Kami telah melihat hampir semua hal yang tidak ingin Anda lihat," kata Menteri Olahraga, Amelie Oudea-Castera selaku perwakilan pemerintah Prancis kepada France 2 TV, seraya menambahkan bahwa para penggemar juga meneriakkan hinaan homofobik dan rasisme di Stade Velodrome Marseille. "Itu menyedihkan, menjijikkan, sangat menjijikkan."

Menteri Dalam Negeri, Gerald Darmanin mengatakan sejauh ini sembilan orang telah ditahan.

"Saya berharap hukuman penjara seberat-beratnya akan dijatuhkan kepada para penggemar yang merusak pesta untuk semua orang," tambahnya di BFM TV.

Potensi sanksi terhadap klub akan bergantung pada otoritas sepak bola, katanya. Darmanin membantah pihak berwenang telah gagal mempersiapkan diri menghadapi risiko tersebut, dan mengatakan bahwa ada 500 petugas polisi yang hadir untuk mengamankan laga tersebut.

Tindakan ini tidak hanya merugikan Olympique de Marseille dan Olympique Lyonnais yang gagal tampil tapi juga bagi Prancis, yang kini sistem kemanannya dipertanyakan menjelang berlangsungnya Olimpiade 2024.

Artikel Tag: olympique lyonnais, Ligue 1, Prancis