Trio All-Star LaMelo Ball, Ja Morant, dan Trae Young di Persimpangan Karier

Dari kiri ke kanan: Trae Young, LaMelo Ball, Ja Morant. (Foto: AP)
Tiga point guard All-Star dalam beberapa tahun terakhir — LaMelo Ball, Ja Morant, dan Trae Young — kini menjadi pusat percakapan di kalangan manajemen NBA.
Ketiganya merupakan wajah dari franchise masing-masing sejak masuk NBA sebagai pilihan lotere tinggi, namun kini mereka berada dalam situasi serba tidak pasti.
Mendekati batas waktu trade pada 5 Februari, spekulasi semakin kuat bahwa ketiganya bisa saja tersedia di pasar pertukaran pemain.
Meski mereka bertiga memiliki reputasi besar, nilai mereka di mata beberapa tim justru menurun.
Kontrak maksimal, isu performa, masalah kesehatan, hingga citra negatif di ruang ganti membuat banyak eksekutif NBA ragu untuk mengambil risiko.
Seorang general manager Wilayah Barat bahkan mengatakan kepada ESPN: “Saya tidak menginginkan salah satu pun dari mereka.”
Komentar itu menggambarkan betapa rumit posisi mereka saat ini.
Trae Young — Bintang ofensif yang dipertanyakan dampaknya
Trae Young adalah mesin ofensif yang terbukti, dengan rata-rata karier 25,2 poin dan 9,8 assist. Namun, kekurangan di sisi pertahanan terus menjadi perhatian besar.
Statistik musim ini menunjukkan Hawks jauh lebih baik bertahan saat Young absen.
Ia juga digosipkan kurang populer di ruang ganti, meski playmaking-nya banyak membuka peluang bagi rekan setim.
Trae Young masih terikat kontrak mahal — $46 juta musim ini dan opsi pemain hampir $50 juta pada 2026-27.
Atlanta bisa mempertahankan Young sambil mengevaluasi komposisi tim, tetapi juga berisiko kehilangan dia secara gratis jika tidak ada kesepakatan perpanjangan.
Pertanyaannya: apakah Young mampu memimpin tim juara, atau hanya menjadi floor raiser yang sekadar membuat tim kompetitif?
Ja Morant — Dari superstar eksplosif ke tanda tanya besar
Ja Morant pernah menjadi salah satu pemain paling menarik di NBA. Namun suspensi, cedera, dan penurunan permainan membuat reputasinya menurun drastis.
Produksinya merosot ke rata-rata 17,9 poin dengan efisiensi terburuk dalam karier, sementara konflik internal juga mencuat.
Keraguan terbesar: apakah ia masih memiliki ledakan atletik yang dulu menjadi senjatanya? Ada pihak yang percaya Morant masih bisa bangkit jika mendapat lingkungan baru, tetapi gajinya yang besar hingga 2028 membuat tim harus berpikir dua kali.
LaMelo Ball — Talenta besar dengan kebiasaan kecil yang buruk
LaMelo memiliki kemampuan playmaking dan shooting instingtual yang memukau, namun efisiensinya menurun dan keputusan tembakannya sering dinilai sembarangan.
Ditambah lagi, riwayat cedera membuat daya tariknya semakin berkurang.
Meski dianggap paling berbakat secara alami, beberapa eksekutif menilai sifatnya terlalu “unserious” untuk memimpin tim ke level tinggi.
Kesimpulan
Ketiganya masih muda dan sangat berbakat — namun semuanya memiliki “aib” yang membuat nilai mereka jatuh. Pertukaran mungkin menjadi jalan keluar bagi masing-masing.
Yang jadi pertanyaan kini: siapakah yang akan mengambil risiko, dan siapa di antara mereka yang mampu menulis ulang narasi kariernya?
Artikel Tag: Trae Young
Published by Ligaolahraga.com at https://www.ligaolahraga.com/basket/trio-all-star-lamelo-ball-ja-morant-dan-trae-young-di-persimpangan-karier

Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama berkomentar disini