Patrick Beverley: Saya Akan Meninggal Jika Bom Meledak di Israel

Berita Basket NBA: Patrick Beverley baru-baru ini berbicara di podcastnya tentang kepindahannya ke Hapoel Tel Aviv tahun ini. Ketika ditanya oleh rekan pembawa acaranya tentang ketegangan di wilayah tersebut, dan apa yang akan dilakukannya terkait masalah keamanan.

Dia mengatakan bahwa dia akan meninggal jika bom meledak, tetapi menepis kekhawatiran tentang risiko keamanan yang mungkin ada di sana.

“Keamanan itu penting. Jika bom meledak, saya akan meninggal. Kami tidak banyak bermain di kandang sendiri. Namun, sebagian besar pertandingan Piala Eropa kami diadakan di Bulgaria," kata Patrick Beverley.

Komentar Beverley mencerminkan ketegangan yang terjadi di kawasan tersebut saat ini, karena Israel saat ini terlibat dalam konflik dengan negara tetangga mereka, Palestina. Telah terjadi banyak kekerasan di kawasan tersebut, yang telah menimbulkan banyak kekhawatiran akan keselamatan orang-orang di sana. Beverley juga mengomentari stereotip orang Yahudi yang pelit, bercanda bahwa dia dibayar mahal untuk bermain untuk Hapoel Tel Aviv.

Komentar ini dapat dianggap tidak peka, dan mengabadikan retorika anti-Semit, meskipun Beverley tidak bermaksud melakukannya. Pat Bev mengomentari penandatanganannya dengan Hapoel Tel Aviv, dan meninggalkan NBA, dengan menyatakan bahwa dia tidak ingin lagi menjadi pemain peran untuk waralaba NBA yang hanya berdiri di pojok.

Beverley benar-benar berusaha untuk memaksimalkan penghasilannya dengan apa yang mungkin menjadi kontrak terakhir dalam karier profesionalnya. Beverley terakhir bermain untuk Milwaukee Bucks, di mana ia menimbulkan kontroversi di babak playoff setelah melemparkan bola ke arah seorang penggemar di tribun. Ia juga menghina seorang reporter wanita, yang karenanya ia dikritik oleh banyak orang, termasuk Nick Wright.

Artikel Tag: Patrick Beverley, Hapoel Tel Aviv, Israel