Shi Yuqi Singkirkan Kento Momota di King Cup Badminton Open 2025

Shenzhen — Pemain bulu tangkis nomor 1 dunia asal Tiongkok, Shi Yuqi, melaju ke semifinal King Cup Badminton Open 2025 setelah mengalahkan mantan pemain nomor 1 dunia, Kento Momota, dengan skor 21–19, 21–15 di perempat final tunggal putra pada Jumat malam.

Pertandingan ini menandai pertemuan ke-13 dalam karier antara dua mantan juara dunia dan ikon bulu tangkis dari era yang berbeda.

Menjelang pertandingan, persaingan berada dalam posisi seimbang sempurna dengan skor 6–6, yang menggarisbawahi pentingnya babak lain dalam salah satu pertandingan paling bersejarah di bulu tangkis modern.

Benturan Era, Bukan Benturan Kualitas

Meskipun hasilnya ditentukan dalam dua set langsung, pertandingan itu sendiri sama sekali bukan pertandingan biasa. Shi Yuqi memasuki pertandingan dalam performa puncak, baru saja meraih posisi runner-up di BWF World Tour Finals, sementara Momota — yang pensiun dari sirkuit internasional selama hampir dua tahun — kembali tanpa tekanan peringkat tetapi dengan kelas yang tak diragukan lagi.

Dari segi teknis, ini adalah salah satu pertandingan tunggal putra berkualitas tertinggi di turnamen sejauh ini.

Shi Yuqi menampilkan seluruh kemampuan menyerangnya: smash yang keras, smash setengah yang menipu, kontrol net yang apik, dan pertahanan yang semakin solid. Kemampuannya untuk mengatur tempo tanpa terburu-buru dalam setiap poin mencerminkan seorang pemain yang berada di puncak performanya.

Pertandingan pertama ditentukan oleh selisih yang tipis. Shi mengandalkan kontrol net yang luar biasa di tahap akhir, memenangkan dua poin terakhir dengan pukulan net bergulir yang akurat — sebuah keterampilan yang pernah mendefinisikan dominasi Momota. Dalam banyak hal, peran mereka telah berbalik.

Sentuhan Momota Masih Elite

Jika hasil tersebut mengukuhkan status Shi sebagai tolok ukur dunia saat ini, penampilan itu sendiri menyoroti kejutan yang menyenangkan — Kento Momota masih jauh dari selesai. Meskipun kecepatan dan daya tahan Momota terlihat menurun, kualitas khasnya tetap utuh.

Konstruksi reli empat sudutnya, pembacaan pertahanan, dan tipuan sentuhan lembutnya berulang kali mengganggu ritme Shi, terutama di awal game pertama di mana bintang Jepang itu sempat memimpin.

Pukulan mematikan khas Momota dari atas garis lapangan muncul beberapa kali, mengejutkan Shi dan mendarat tepat di pinggir lapangan. Dalam beberapa kesempatan, Shi hanya bisa menyaksikan kok mendarat tanpa tersentuh — sebuah pengingat mengapa pukulan itu pernah menjadi momok dalam tur ini.

Yang tak kalah mengesankan adalah penggunaan pukulan "jaring panjang ke jaring" yang jarang dilakukan Momota, sebuah keterampilan yang jarang terlihat dalam permainan yang mengutamakan kekuatan saat ini.

Dikombinasikan dengan penyamaran yang halus, pukulan-pukulan itu memaksa Shi melakukan gerakan yang tidak nyaman dan reli yang panjang.

Secara defensif, Momota tetap berkelas dunia. Ketika kualitas serangan Shi sedikit menurun, Momota menyerap tekanan dan mengubah pertahanan menjadi serangan balik — alasan utama mengapa game pembuka tetap ketat hingga poin-poin penutup.

Menghargai Melampaui Hasil

Pada akhirnya, ketajaman fisik dan intensitas yang berkelanjutan memiringkan hasil pertandingan ke pihak Shi Yuqi. Namun, pelukan pasca pertandingan antara kedua juara tersebut memiliki bobot yang jauh lebih besar daripada papan skor.

Kedua pria ini pernah berdiri di puncak tertinggi bulu tangkis — dan mengalami berbagai rintangan besar di sepanjang perjalanan. Di lapangan, mereka pernah memikul tekanan dari seluruh negara.

Di Shenzhen, mereka berbagi lapangan hanya sebagai pemain yang menikmati permainan yang mereka cintai. Apakah ini akan menjadi pertemuan terakhir mereka di lapangan masih belum diketahui. Namun momen itu terasa seperti berakhirnya sebuah era — dan mungkin, sebuah undangan terselubung bagi Momota untuk mempertimbangkan kembali sekali lagi.

Artikel Tag: Shi Yuqi, kento momota, King Cup Badminton Open 2025