Hukuman Berat Sebagai Peringatan Keras dari BWF Kepada Para Pebulutangkis

Berita Badminton : Hukuman berat yang dijatuhkan kepada dua pebulutangkis asal Malaysia yang terbukti terlibat kasus pengaturan pertandingan beberapa waktu lalu, disinyalir sebagai peringatan keras kepada para pemain di seluruh dunia agar tak coba-coba untuk melakukan pelanggaran serupa di masa mendatang.

Hal itu diungkapkan oleh Chief Operating Officer Badminton Asia, Kenny Goh.

"Saya percaya ini adalah pesan yang sangat kuat dari BWF kepada seluruh asosiasi bulutangkis. Beberapa orang mungkin mengatakan itu keras, tetapi dari sudut pandang Badminton Asia, kami akan memantau kasus ini dari dekat, jadi kami akan tahu cara menanganinya di masa depan," kata Goh.

Tan Chun dan Zulfadli Zulkifli diskors dari kompetisi bulutangkis apapun selama 15 dan 20 tahun karena melanggar kode etik BWF dalam kaitannya dengan Taruhan, pengaturan dan manipulasi hasil pertandingan.

Selain itu, Tan Chun didenda sebesar US $ 15.000 (RM58.897) atau berkisar 208 juta rupiah, sementara Zulfadli Zulkifli didenda sebesar US $ 25.000 (RM98.162) atau berkisar 347 juta rupiah.

"Karena kasus ini adalah yang pertama kali terjadi, BWF harus memeriksa semua secara rinci sebelum membuat keputusan ini."

Mengenai apakah Federasi Badminton Asia akan membantu kedua pemain dalam banding mereka, Kenny mengatakan bahwa itu adalah kewenangan dari pemain dan juga BAM.

"Saya pikir ini hanya untuk pemain dan mungkin Federasi Badminton Malaysia (BAM). Namun secara pribadi, saya percaya para pemain akan mengajukan banding karena mereka mungkin bisa meraih sesuatu tentang hal itu," Goh menambahkan.

Skorsing untuk Chun Seang dan Zulfadli, mantan juara dunia junior, mulai berlaku tanggal 12 Januari 2018 mendatang. Dan jika para pemain ingin mengajukan banding, mereka dapat membawa kasus ini ke Pengadilan Arbitrase olahraga Internasional di Lausanne, Swiss.

Artikel Tag: BWF, badminton, bam, Match Fixing