Christo Popov Catat Sejarah Pemain Pertama Prancis di Semifinal All England

Berita Badminton : Di usianya yang ke-125 , All England akhirnya kedatangan semifinalis tunggal putra pertama asal Perancis. Dan ketika saatnya tiba pertandingan di lapangan terbuka terhadap Koki Watanabe, Christo Popov mengangkat tangannya karena tidak percaya.

Christo Popov akan membutuhkan waktu untuk memahaminya, namun untuk saat ini, pemain peringkat 24 dunia itu tidak berbasa-basi ketika ia berbicara tentang betapa pentingnya hal itu.

“Mungkin satu minggu dari sekarang saya akan mempercayainya karena All England sangat penting,” kata Popov.

“Merupakan mimpi untuk bermain di sini, dan tampil luar biasa. Saya tidak sabar untuk kembali ke lapangan besok. Saya tahu saya mendapat hasil imbang yang bagus, dan (unggulan ketujuh) Prannoy dikalahkan oleh Su Li Yang. Jadi saya mengambil kesempatan ini dan saya bangga karenanya."

"Saya berpikir 'apa yang terjadi di lapangan?' Saya tidak tahu bagaimana rasanya bermain di semifinal All England, dan saya ingin merasakannya.”

Menjelang perempat final, Christo Popov mengungkapkan dirinya sudah merasa tenang. Situasinya hampir seperti biasa.

“Saya pikir saya mengelolanya dengan baik. Setelah memenangkan putaran pertama melawan Lee Cheuk Yiu, saya tahu saya mempunyai peluang dengan hasil imbang ini. Saya baru saja mengambilnya dan saya sangat bangga memenangkan dua pertandingan itu, dan saya tidak sabar untuk berangkat besok. Suasananya luar biasa dan saya merasa nyaman di lapangan," katanya.

“Ada perasaan campur aduk, ada stres, tapi kami mengelolanya, dan mencoba untuk tetap tenang dan tetap fokus pada taktik.”

Tumbuh besar dengan menonton All England di YouTube, Popov hanya bisa menggambarkan “mimpi” perasaan bermain di aula yang sama dengan idolanya Peter Gade, Lin Dan, Taufik Hidayat, dan Lee Chong Wei.

“Saya menonton bulu tangkis ketika saya masih muda, kami menonton All England, bersama Peter Gade, Taufik… tahun-tahun emas. Berada di aula yang sama hanyalah mimpi. Semifinal di Super 1000 adalah yang pertama bagi saya. Saya ingin lebih, tentu saja.”

Meskipun penampilannya penting bagi kariernya, ini juga menandai hari besar bagi Prancis.

“Saya tidak tahu (apa artinya bagi Prancis). Tapi bagus untuk mendapatkan hasil ini karena ketika kami memiliki pemain muda dalam waktu 10 tahun, dan semifinal sudah selesai, tekanannya berkurang. Saya mencoba mendobrak tembok, dan itulah bagian tersulitnya. Dan kemudian Anda tinggal melakukannya lagi, dan saya harap Prancis bangga dan saya berharap akan ada lebih banyak prestasi sekarang," Ia menyimpulkan.

Artikel Tag: Christo Popov, Koki Watanabe, Anthony Sinisuka Ginting, All England 2024