Akui Sebagai Perantara Suap, Kasus Taufik Hidayat Kian Runyam

Penulis: Yusuf Efendi
Kamis 14 Mei 2020, 21:30 WIB
Akui Sebagai Perantara Suap, Kasus Taufik Hidayat Kian Runyam

Taufik Hidayat Bersama Anak-anaknya/[Foto:SinaSports]

Ligaolahraga.com -

Berita Badminton: Taufik Hidayat adalah pemain pertama tunggal putra yang mencapai Grand Slam. Prestasinya yang luar biasa juga membuatnya bersama Peter Gade asal Denmark, Lin Dan asal China, dan Lee Chong Wei asal Malaysia, dikenal sebagai empat raja bulu tangkis.

Meskipun telah pensiun selama bertahun-tahun, berita terbaru tentang Taufik sekali lagi menyebabkan diskusi panas. Menurut laporan, Taufik mengakui bahwa ia telah menjadi perantara uang suap senlai 1 miliar rupiah (sekitar 476.000 yuan) dalam sidang pada 6 Mei lalu.

Namun, Taufik bersikeras pada sidang kasus korupsi bahwa ia tidak tahu apa-apa tentang tujuan uang itu. Dia menyatakan bahwa dia hanya melakukan kebaikan untuk teman-temannya.

"Tetapi saya tidak memberi tahu Imam (mantan Menteri Pemuda dan Olahraga Indonesia) bahwa saya telah memberinya uang," kata Taufik, dikutip dari Sports Sina.

Kasus korupsi mengejutkan dunia olahraga Indonesia pada bulan Februari tahun ini. Pada saat itu, mantan Menpora, Imam Nahrawi didakwa dengan kasus korupsi, mengejutkan bahwa juara Olimpiade Athena Taufik terdaftar sebagai saksi penuntutan karena transfer suap.

Imam menjadi Menteri Pemuda dan Olahraga Indonesia pada Oktober 2014. Pada bulan September 2019, ia dituduh menerima suap oleh KPK, dan kemudian ia mengundurkan diri dan ditahan oleh pihak berwenang untuk penyelidikan sampai secara resmi dituntut oleh jaksa pada bulan Februari tahun ini.

Menurut laporan, Imam dituduh menerima uang korupsi hingga 20 miliar rupiah. Ini termasuk secara langsung menerima suap 11,5 miliar rupiah dan menerima tambahan 8,64 miliar rupiah dari pejabat lain. Dalam kasus korupsi ini, Taufik dituduh bertindak sebagai perantara, dan ia juga menjadi saksi penuntutan.

Asisten pribadi Imam, Mita Hur, juga salah satu terdakwa dalam kasus korupsi. Taufik menyerahkan 1 miliar rupiah kepada Mitahur di rumahnya di Jakarta Selatan.

Dalam sidang pengadilan, Taufik mengakui bahwa dia telah memberikan uang kepada asisten menteri, tetapi bersikeras bahwa dia tidak tahu apa-apa tentang penggunaan uang itu. Sementara Imam belum mengonfirmasi apakah uang itu diterima atau tidak.

Uang yang ditangani oleh Taufik berasal dari mantan direktur Satlak Prima Indonesia, Tommy Suhartono. Saat itu, Tommy meminta anak buahnya untuk menyiapkan uang dan mentransfernya ke wakil direktur proyek, Taufik.

Satuan Pelaksana Program Indonesia Emas (Satlak Prima) bertujuan untuk membantu atlet elit berpartisipasi dalam lebih banyak kejuaraan dan meningkatkan level olahraga Indonesia secara keseluruhan. Namun, karena Indonesia tidak memenuhi harapan di SEA Games 2017, rencana itu dibubarkan pada 2018.

Taufik bergabung dengan Satlak Prima dari 2016 hingga 2017 dan menjabat sebagai wakil direktur. Selama periode ini, legenda bulu tangkis Indonesia itu telah secara aktif mempromosikan pengembangan olahraga pemuda dengan daya tariknya sendiri.

Tepat setelah sidang Taufik pekan lalu, juru bicara Kementerian Pemuda dan Olahraga, Gatot Dewa Bruto dengan blak-blakan menyatakan bahwa justru banyak korupsi di pemerintah yang "menyebabkan olahraga Indonesia gagal maju".

Korupsi di Kementerian Olahraga memang menjadi sorotan dalam beberapa tahun terakhir. Pada 2012, Menteri Olahraga Andi Malarangeng mengundurkan diri karena dugaan korupsi. Selama masa jabatannya sebagai menteri olahraga, ia terbukti melakukan korupsi sebesar 15 miliar rupiah dalam pembiayaan untuk pembangunan proyek Hambalang Jawa Barat dan menghadapi tuntutan selama 20 tahun penjara.

Artikel Tag: taufik hidayat, Satlak Prima, korupsi, kemenpora

Published by Ligaolahraga.com at https://www.ligaolahraga.com/badminton/akui-sebagai-perantara-suap-kasus-taufik-hidayat-kian-runyam
2711  
Komentar

Terima kasih. Komentar Anda sudah disimpan dan menunggu moderasi.

Nama
Email
Komentar
160 karakter tersisa

Belum ada komentar.

Jadilah yang pertama berkomentar disini