Atlet, Pelatih dan Staf Asian Para Games Puji Kota Tuan Rumah Hangzhou
Xu Jialing membawa obor dengan tangan bionik cerdas dalam upacara pembukaan Asian Para Games Hangzhou. (Foto: Xinhua)
Seiring dengan berakhirnya Asian Para Games ke-4 di Hangzhou pada hari Sabtu (28/10), banyak atlet, pelatih, dan staf yang mengungkapkan rasa terima kasih mereka kepada kota tuan rumah.
Atlet kano Jepang, Hiromi Tatsumi, yang meraih medali perunggu di final kano KL2 putra, mengatakan, "Venue ini berkelas dunia, dan sepenuhnya mampu menjadi tuan rumah untuk acara-acara internasional berskala besar. Lingkungan dan fasilitas bebas hambatan di sini sangat baik."
Tempat pertandingan lawn bowls di Wenhui School diubah dari taman bermain sekolah menengah. Banyak skenario aplikasi kecerdasan buatan yang diintegrasikan ke dalam tempat tersebut.
Misalnya, ketika seorang tunanetra memasuki kamar mandi dan menanyakan lokasi wastafel, sistem akan secara otomatis memberikan petunjuk arah melalui pengenalan suara. Jika seseorang mengalami keadaan darurat di kamar mandi dan meminta bantuan atau terjatuh ke lantai, sistem akan secara otomatis membunyikan alarm.
"Total 19 tempat pertandingan dengan fasilitas bebas hambatan permanen merupakan salah satu tempat pertandingan terbaik yang pernah saya lihat. Perlengkapan venue adalah kelas satu dengan pencahayaan dan suara terbaik, dan fasilitas bebas hambatan yang sangat nyaman," kata Yang Jinkui, sekretaris jenderal kontingen China untuk Asian Para Games.
Sementara itu, tempat tidur di kamar para atlet telah disesuaikan demi memfasilitasi istirahat yang lebih baik bagi para atlet difabel.
"Fasilitas bebas hambatan yang dimodernisasi di kampung atlet ini memudahkan kami untuk berkeliling, dan ada detail-detail humanis yang menunjukkan pesona Hangzhou," ujar perenang Tiongkok, Jiang Yuyan.
Pada upacara pembukaan Kampung Atlet, Majid Rashed, presiden Komite Paralimpiade Asia, mengatakan bahwa kampung ini merupakan "tempat yang sempurna dan para atlet akan merasa seperti di rumah sendiri."
Selain fasilitas bebas hambatan, teknologi cerdas yang dirancang untuk para atlet penyandang disabilitas juga dipamerkan di Asian Para Games Hangzhou, termasuk anjing pemandu, tangan bionik pintar dan kaki bionik pintar.
Perenang para China, Xu Jialing, yang meraih tujuh medali emas di Jakarta pada 2018, menyalakan kaldron dengan lengan bionik yang cerdas pada upacara pembukaan hari Minggu lalu.
"Meskipun saya telah beradaptasi untuk hidup dengan satu tangan, lengan bionik ini memberi saya kemampuan untuk memegang obor dengan kedua tangan dan menyalakannya. Ini juga membuat kehidupan sehari-hari saya lebih mudah, seperti memegang botol air dan membuka tutup botol," kata Xu.
"Asian Para Games dan para atlet yang tinggal di Kampung Atlet ini akan mengirimkan pesan yang kuat bahwa para penyandang disabilitas dapat mencapai sesuatu. Dengan mengubah cara pandang terhadap penyandang disabilitas, kami berharap dapat menciptakan lebih banyak kesempatan bagi mereka, dan bekerja sama untuk membangun masyarakat yang lebih inklusif," ujar Rashed.
Mengenakan seragam berwarna biru kehijauan, para sukarelawan untuk Asian Games dan Asian Para Games Hangzhou ini disebut "Little Green Lotuses", yang memiliki pelafalan yang mirip dengan kata "genial" dalam bahasa Mandarin, yang merepresentasikan semangat kemudaan dan keramahan mereka.
Pelatih tim sepak bola tunanetra Thailand, Marquez German Alberto, memuji para sukarelawan, menyebut mereka "ramah dan suka menolong, saya suka mereka!"
Sumant Shyam Kulshreshtha, dari Komite Paralimpiade India, mengatakan: "Para sukarelawan sangat antusias dan memberi kami banyak bantuan. Saya senang bekerja di sini."
"Saya sangat tersentuh dan terinspirasi oleh antusiasme dan profesionalisme para sukarelawan," ujar Tan Yujiao, pembawa obor pertama dan juara angkat besi di Paralimpiade Rio dan Tokyo.
Di antara para peserta Asian Para Games, hampir 1.100 di antaranya adalah pengguna kursi roda. Terdapat 10 stasiun perbaikan kursi roda dan kaki palsu yang didirikan di Asian Para Village dan tempat kompetisi lainnya. Tiga kendaraan servis keliling dan 67 teknisi pemeliharaan profesional siap sedia sepanjang waktu, untuk memberikan jaminan yang paling dapat diandalkan bagi para atlet.
"Orang-orang yang saya temui di sini sangat ramah. Saya suka makanan dan pemandangan yang indah di sini," kata Sara Abdolmaleki, seorang atlet kano asal Iran.
Selama tiga tahun terakhir, Hangzhou telah merenovasi dan meningkatkan 140.000 titik bebas hambatan, serta 75 jalan perkotaan, lebih dari 3.000 km jalan tunanetra, 50 jembatan dan terowongan pejalan kaki di kota, dan lebih dari 1.600 toilet umum yang dapat diakses.
Sementara itu, Hangzhou menciptakan sebuah platform layanan bebas hambatan online yang inovatif yang menawarkan layanan terpadu satu pintu seperti penerjemahan, perjalanan dan tempat tinggal.
Tenaga medis asal India, Isha Joshi, menyukai iklim di Hangzhou: "Lingkungan di sini sangat indah, dan suhunya cocok. Setelah Asian Para Games, saya ingin pergi ke Danau Barat bersama teman-teman saya."
Dinding pemberkatan di Desa dipenuhi dengan kartu-kartu pemberkatan dari para atlet dan pelatih. Kalimat yang paling sering digunakan adalah "Terima kasih, Hangzhou" dan "Saya cinta Hangzhou".
Artikel Tag: asian para games