COO Olimpiade Musim Dingin Prancis 2030 Mundur Setelah Enam Bulan Menjabat
Sejak awal, persiapan Olimpiade Musim Dingin Prancis 2030 telah mendapat kritik, termasuk upaya hukum dari pihak-pihak yang menuntut debat publik terkait dampak acara tersebut.
Proyek penyelenggaraan Olimpiade dan Paralimpiade Musim Dingin 2030 di Prancis kembali mengalami guncangan.
Anne Murac, Chief Operating Officer (COO) komite penyelenggara, resmi mengundurkan diri kurang dari enam bulan sejak ia ditunjuk. Pengumuman tersebut disampaikan melalui pernyataan resmi panitia pada Selasa di Lyon.
Dalam pernyataannya, panitia menegaskan bahwa Murac telah memainkan “peran kunci” dalam perencanaan awal, penyusunan struktur, dan tahap operasional proyek.
Mereka menyebut komitmen Murac sebagai fondasi penting bagi fase-fase operasional berikutnya.
Namun, tidak ada alasan spesifik yang diberikan terkait kepergiannya, sebuah hal yang menimbulkan pertanyaan mengingat pentingnya posisi COO dalam proyek sebesar ini.
Meski begitu, dengan lebih dari empat tahun tersisa sebelum penyelenggaraan Olimpiade dimulai, panitia penyelenggara mencoba meredam kekhawatiran publik.
Mereka menyatakan bahwa struktur organisasi tetap solid dan tim operasional akan melanjutkan pekerjaan seperti biasa.
Proses perekrutan pengganti akan segera dimulai untuk memastikan kesinambungan proyek.
Kepergian Murac menambah daftar tantangan yang sudah dihadapi proyek Olimpiade Prancis.
Sejak awal, persiapan Olimpiade Musim Dingin 2030 telah mendapat kritik, termasuk upaya hukum dari pihak-pihak yang menuntut debat publik terkait dampak acara tersebut.
Kritik ini mencuat terutama karena konsep penyelenggaraan yang harus menghubungkan arena salju dan olahraga luncur di Pegunungan Alpen dengan venue skating dan curling di Nice, sebuah kota pesisir Riviera yang terkenal dengan pohon palem dan iklim hangatnya.
Kesibukan persiapan pun semakin terasa karena bid Prancis awalnya dirancang dalam waktu singkat pada 2023 sebelum akhirnya disetujui oleh Komite Olimpiade Internasional (IOC) pada Juli tahun ini, tepat menjelang keberhasilan penyelenggaraan Olimpiade Musim Panas 2024 di Paris.
IOC bahkan memberikan tenggat waktu tambahan secara khusus untuk memperbolehkan pemerintah Prancis melengkapi berbagai jaminan administratif dan finansial, mengingat rentang waktu yang sangat ketat: hanya 5,5 tahun dari penetapan tuan rumah hingga upacara pembukaan.
Proyek ini dipimpin oleh Edgar Grospiron, peraih medali emas ski gaya bebas pada Olimpiade 1992, yang juga baru ditunjuk belakangan sebagai presiden komite penyelenggara.
Dengan dinamika internal yang terus berubah serta tekanan waktu yang luar biasa, keputusan Murac untuk mundur menjadi pukulan yang sulit diabaikan, sekaligus ujian bagi kesiapan Prancis dalam mengawal pesta olahraga musim dingin terbesar di dunia.
Artikel Tag: Prancis