Shakur Stevenson: Duel Kontra Teofimo Lopez Bakal Sama-Sama Menyulitkan

Pertarungan besar antara Shakur Stevenson dan Teofimo Lopez akan menjadi laga utama di ajang “The Ring 6” pada 31 Januari di Madison Square Garden, New York, dan disiarkan melalui DAZN.

Jelang konferensi pers resmi, Stevenson turut hadir di program “Inside The Ring” untuk membahas duel yang disebut banyak pihak sebagai salah satu pertarungan paling menarik awal tahun depan.

Shakur Stevenson mengaku terkesan dengan performa Lopez dalam kemenangan angka mutlak atas Arnold Barboza Jr. pada Mei lalu.

Menurutnya, penampilan solid tersebut justru membuatnya semakin bersemangat untuk mewujudkan pertarungan ini. Ia segera menghubungi pihak-pihak yang diperlukan demi memastikan duel ini terjadi.

Petinju tak terkalahkan berusia 27 tahun itu mengusung rekor 24-0 (11 KO) dan memegang gelar WBC kelas ringan. Ia juga merupakan petinju peringkat satu The Ring di kelas 135 pon, serta menduduki posisi delapan pound-for-pound.

Untuk menghadapi Lopez, Stevenson akan naik ke kelas 140 pon demi menantang sang juara WBO dan pemegang sabuk The Ring, yang memiliki catatan 22-1 (13 KO).

Shakur Stevenson menilai duel ini menarik karena gaya bertarung mereka sama-sama menyulitkan satu sama lain.

Menurutnya, Lopez tidak akan menang bila terus maju menyerang, dan justru akan mencoba bertahan sambil menarik Stevenson masuk.

Di sisi lain, Stevenson juga memiliki kecenderungan bertarung dengan pola serupa. Hal itulah yang membuatnya percaya bahwa eksekusi dan fokus pada malam pertarungan akan menjadi faktor penentu.

Dari sisi persiapan, Stevenson baru saja menang angka atas William Zepeda pada Juli lalu. Ia mengakui bahwa gaya Zepeda yang agresif memaksa dirinya untuk bertarung dengan pendekatan berbeda.

Namun saat melawan Lopez, ia menilai strategi tersebut tidak akan efektif. Stevenson yakin fleksibilitasnya — kecepatan, kekuatan, dan variasi teknik — akan menjadi modal penting untuk meraih kemenangan.

Meski memuji Lopez sebagai petinju berbakat, Stevenson melihat banyak celah dalam gaya lawannya itu.

Ia menegaskan bahwa dirinya akan tampil lebih cepat, lebih kuat, dan lebih matang. Fokus penuh menjadi kunci, sebab ia menolak menganggap remeh lawan sekaliber Lopez.

Di akhir pembicaraan, Stevenson menyinggung soal sejarah “Four Kings” versi era modern — yang beranggotakan Lopez, Gervonta Davis, Devin Haney, dan Ryan Garcia — di mana namanya tidak termasuk.

Meski saat itu ia masih bertarung di kelas bulu, Stevenson mengaku tersinggung karena dianggap belum cukup baik.

Kini, ia berada di ambang pencapaian besar: jika mampu mengalahkan Lopez, Stevenson akan menjadi juara dunia empat divisi, prestasi yang belum pernah diraih para “raja” lainnya. Motivasi itulah yang membuatnya kian berambisi.

“Saya tahu ini bukan lomba cepat; ini maraton,” katanya. “Dan pada akhirnya, sayalah yang akan bertahan sampai garis akhir.”

Artikel Tag: Shakur Stevenson