Pelatih Tenis Puji Rivalitas Luar Biasa Alcaraz-Sinner

Berita Tenis Patrick Mouratoglou, pelatih tenis ternama, memuji rivalitas "luar biasa" antara Carlos Alcaraz dan Jannik Sinner setelah kedua bintang ATP Tour tersebut mendominasi tahun 2025. Alcaraz, yang menduduki peringkat 1 dunia, dan Sinner, di peringkat 2, menjadi dua pemain pria terbaik musim ini, dengan keduanya memborong semua gelar Grand Slam dan total 14 gelar sepanjang tahun.

Alcaraz memenangkan delapan gelar ATP Tour pada tahun 2025, termasuk kemenangan di French Open dan US Open, sementara Sinner meraih enam gelar termasuk juara di Australian Open, Wimbledon, dan ATP Finals. Kedua pemain ini mencatat sejarah sebagai yang pertama dalam Era Terbuka bertemu di tiga final Grand Slam tunggal dalam satu musim, serta bertemu di final ATP Finals dan final Masters 1000 di Italian Open dan Cincinnati Open.

Alcaraz unggul dalam catatan pertemuan mereka pada 2025 dengan skor 4-2 dan memimpin total pertemuan keseluruhan 10-6. Rivalitas ini diprediksi akan semakin berkembang di tahun 2026 dan seterusnya. Kedua pemain ini nyaman berada di posisi teratas Peringkat ATP, dan Mouratoglou memberikan pandangannya mengenai duel mereka.

Dalam tulisannya di LinkedIn tentang lima momen terkuat di tenis tahun 2025, Mouratoglou merayakan "sejarah tenis" yang dicapai oleh Alcaraz dan Sinner selama dua belas bulan terakhir. Mouratoglou menulis: “Rivalitas ini benar-benar luar biasa. Tiga final Grand Slam berturut-turut. Roland-Garros, Wimbledon, US Open. Ditambah final ATP Finals. Ini belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah tenis.”

Tingkat permainan, dominasi, dan cara mereka saling mendorong untuk meningkatkan kemampuan, serta jarak yang mereka ciptakan dengan pemain lainnya, menunjukkan bahwa kita sedang menyaksikan sesuatu yang langka dan akan sangat sulit bagi orang lain untuk masuk ke dalam lingkaran itu dalam beberapa tahun mendatang.

Pelatih asal Prancis tersebut juga merayakan final Roland Garros antara Alcaraz dan Sinner pada bulan Juni, sebuah pertandingan yang telah diakui sebagai salah satu yang terbaik dalam sejarah. Dengan durasi lima jam dan 29 menit, itu menjadi final French Open terpanjang dalam Era Terbuka, di mana Alcaraz bangkit dari ketertinggalan dua set untuk meraih kemenangan luar biasa dengan menyelamatkan tiga match point.

Mouratoglou mencatat final tunggal putra dan putri di Roland Garros dalam postingannya, dan dia memuji pertemuan “tidak nyata” antara Alcaraz dan Sinner. Dia berkomentar: “Dari sisi putra, final Alcaraz-Sinner termasuk dalam lima besar final Grand Slam sepanjang masa. Lima setengah jam tenis yang tidak nyata, pergeseran momentum yang konstan, ketidakpastian total hingga poin terakhir. Jika saya harus mengingat hanya satu pertandingan dari 2025, itu adalah yang ini.”

Setelah dominasi mereka di tahun 2025, dan dengan delapan turnamen besar terakhir dimenangkan di antara mereka, semua mata tertuju pada Alcaraz dan Sinner menjelang musim tenis 2026. Keduanya akan bersaing satu sama lain dalam pertandingan eksibisi di Korea Selatan pada awal Januari, dan kemudian secara resmi memulai musim mereka di Australian Open.

Alcaraz dan Sinner akan menjadi unggulan pertama dan kedua di Melbourne, masing-masing, dan semua mata akan tertuju pada apakah mereka dapat bertemu di final turnamen Grand Slam keempat berturut-turut. Australian Open adalah satu-satunya Grand Slam yang belum dimenangkan Alcaraz, dengan pemain asal Spanyol itu berusaha menjadi pria keenam dalam Era Terbuka yang melengkapi Career Grand Slam.

Sementara itu, Sinner memasuki turnamen tersebut sebagai juara bertahan dua kali dan akan berusaha menyamai Novak Djokovic sebagai satu-satunya pemain pria dalam Era Terbuka yang memenangkan gelar tersebut tiga tahun berturut-turut.