Meski Terima Kritikan, Novak Djokovic Pegang Teguh Pesan Bagi Kosovo

Berita Tenis: Novak Djokovic menyatakan ia tidak memiliki penyesalan tentang menulis pesan berbau politik terkait Kosovo di French Open musim 2023, tetapi kini ia ingin melangkah maju dari kontroversi tersebut.

Usai kemenangan babak pertama French Open, juara Australian Open musim 2023 menulis di lensa kamera, “’Kosovo adalah hati dari Serbia. Hentikan kekerasan’, di tengah-tengah ketegangan yang terjadi di area tersebut, bahkan menyebabkan sejumlah anggota pasukan perdamaian PBB terluka. Pesan sang petenis cukup kontroversial, karena Kosovo telah mendeklarasikan kemerdekaannya pada tahun 2008 dan diakui oleh lebih dari 100 negara. Tetapi Serbia masih memandang daerah tersebut sebagai teritorinya.

Menteri olahraga Perancis, Amelie Oudea Castera termasuk pihak yang mengkritik sikap petenis berkebangsaan Serbia yang menggunakan pesan berbau politik. Meskipun hal tersebut bukan kali pertama muncul di dunia tenis setelah petenis berkebangsaan Rusia, Karen Khachanov melakukannya di Australian Open musim ini dengan menuliskan pesan dukungan terhadap orang-orang Armenia yang berada di daerah sengketa, Nagorno-Karabakh.

Meskipun mendapatkan banyak kritikan, petenis peringkat 3 dunia kembali menyatakan pendiriannya terkait hal tersebut setelah kemenangan di babak kedua French Open atas petenis berkebangsaan Hungaria, Marton Fucsovics.

“Saya akan mengatakannya lagi, tetapi saya tidak harus melakukannya karena anda, media, memiliki kutipan saya jikan anda ingin merefleksi hal itu,” ungkap Djokovic dalam konferensi persnya.

“Tentu, saya menyadari bahwa banyak orang-orang tidak setuju, tetapi itu pandangan saya. Itu sesuatu yang saya pegang teguh. Jadi, itu saja.”

Petenis yang telah mengantongi 22 gelar Grand Slam telah menerima banyak kritikan selama ini di Grand Slam. Mungkin yang paling menonjol adalah pendiriannya tentang vaksin COVID-19 yang membuat dirinya dilarang bermain di Australian Open satu musim setelah ia kalah di kasus hukum terkait hal tersebut melawan pihak otoritas Australia.

“Grand Slam yang bebas drama, saya pikir hal itu tidak akan terjadi pada saya,” tukas Djokovic. “Saya rasa hal itu juga memotivasi saya.”

Sementara itu, Djokovic melenggang ke babak ketiga French Open untuk kali ke-18 secara beruntun. Jika ia bisa memenangkan gelar Grand Slam tersebut, ia akan melampaui Rafael Nadal untuk menjadi petenis putra dengan gelar Grand Slam nomor tunggal terbanyak dalam sejarah.

Artikel Tag: Tenis, French Open, Novak Djokovic