Ketika Novak Djokovic Buat Pelatih Ketar-Ketir Usai Kekalahan Ini

Berita Tenis: Menjadi salah satu petenis terbaik sepanjang masa, Novak Djokovic bisa dilihat sebagai seorang yang perfeksionis dan terbuka untuk bekerja sama dengan mantan petenis berkebangsaan Serbia, Goran Ivanisevic yang mengatakan bahwa anak didiknya terkadang sulit untuk dihadapi.

Baru-baru ini, Ivanisevic berbicara tentang dinamika antara pelatih dan petenis serta bagaimana kenyataannya. Sulit untuk merasa marah kepada petenis yang dipandang sebagai salah satu petenis terbaik sepanjang masa dan petenis yang mengerahkan 100 persen kemampuan meski berakhir dengan kekalahan.

“Siapa saya bisa marah kepadanya? Ia adalah petenis terbaik dalam sejarah dunia tenis. Saya hanya bisa marah kepadanya sesekali ketika ia berteriak kepada kami tanpa alasan apa pun. Ketika ia kalah di pertandingan, ia selalu mengerahkan kemampuan terbaik dan ia berusaha,” ungkap Ivanisevic.

Ivanisevic juga membagikan kisah menarik dengan Djokovic yang sampai saat ini telah mengoleksi 24 gelar Grand Slam, yang sebenarnya menghilang setelah kalah dari petenis berkebangsaan Italia, Jannik Sinner di fase grup ATP Finals, Turin beberapa pekan lalu, memperlihatkan bagaimana ia mengatasi dan menerima kekalahan, terutama setelah ia sudah begitu dekat untuk mencatatkan 20 kemenangan secara beruntun sejak Wimbledon. Dengan menjadi pelatih sang bintang tenis, ia harus menghadapi ketidakpastian karena petenis peringkat 1 dunia berpotensi tidak kembali berlatih dan harus menunggu pada hari tersebut.

“Tetapi tidak mudah berhadapan dengannya ketika ia kalah dalam pertandingan. Pada hari Selasa malam, ia menyelesaikan pertandingan dengan cukup larut. Pada hari Rabu, kami sama sekali tidak melihatnya. Sampai hari Kamis, sejujurnya kami tidak tahu apa yang terjadi. Kami berada di kamar. Kami tidak tahu apakah kami akan pulang, apakah kami akan pemanasan melawan Hubert Hurkacz. Kami duduk, terus duduk. Kami akhirnya mengetahui bahwa ia akan bermain,” papar Ivanisevic.

Sementara itu, Djokovic menyelesaikan musim ini dengan menyabet tujuh gelar, termasuk tiga gelar Grand Slam, yaitu gelar di Adelaide, Australian Open, French Open, Cincinnati, US Open, Paris Masters, dan ATP Finals. Satu-satunya gelar Grand Slam yang lolos dari tangannya dalah gelar Wimbledon setelah ia kalah dari petenis berkebangsaan Spanyol, Carlos Alcaraz di final.

Artikel Tag: Tenis, Novak Djokovic