Djokovic Siap Lepas Kegagalan Masa Lalu

French Open atau kejuaraan Perancis terbuka akan digelar di stadion Roland Garros pada tanggal 24 Mei sampai 7 Juni 2015. Pertandingan yang akan digelar sebentar lagi tersebut membuat Novak Djokovic semakin serius berlatih.

Selama perjalanan karirnya di dunia tenis, Djokovic memenangkan banyak trofi seperti Indian Madrid Open, Canadian Open, Welss Masters, Miami Masters, Monte-Carlo Masters, dan Italian Open. Namun dari serentetan trofi tersebut, ia belum bisa memenangkan trofi French Open.

Pada tahun 2008 silam, ia berhasil menjuarai Australia Open, kemenangan yang ia dapatkan selama ini membuatnya tampil sebagai penantang serius. Sejak kemenangan pertamanya, ia sudah mengantongi 4 titel lain di Australian Open. Trofi yang ia dapatkan membuatnya menjadi petenis putra yang paling banyak meraih gelar grand slam pembuka tahun ini.

Namun kegagalannya dalam menjuarai French Open kian menghantui mental petenis 27 tahun ini. Karena hanya ajang ini saja yang membuat petenis ini merasa kesulitan saat bertanding.

Todd Woodbridge, mantan petenis Australia, juga merasa khawatir dengan keadaan Djokovic. Dalam banyak laga Djokovic mampu muncul menjadi juara, namun dalam French Open menurut Woodbridge, Djokovic tidak bermain serileks saat ia berlaga di kejuaraan lainnya.

“Satu-satu hal yang mengkhawatirkan adalah dirinya sendiri. Saya pikir memang lebih sulit memenangkan gelar pertama (yang belum pernah dimenangkan),” ujar Woodbridge.
Selama ini ia hanya berhasil lolos sebagai finalis saja dlaam kejuaraan ini. Selain Djokovic, dalam kejuaraan ini ada pula petenis lain yang masuk dalam daftar elit, yaitu Fred Perry, Don Budge, Rod Laver, Roy Emerson, Andre Agassi, Roger Federer, dan Nadal.

Tak hanya Woodbridge saja yang mengakui kemampuan Djokovic, Miles Maclagan mantan pelatih Andy Murray yang juga salah satu rivalnya juga mengakui hal tersebut.
"Djokovic jelas favoritnya. Saat ini ia terlihat ada di atas petenis-petenis putra lainnya," ujar Miles.

Menurut Maclagan, Djokovic mempunyai gaya permainan yang khas yang tidak dimiliki petenis lainnya. Menurutnya ia lebih efesien dan efektif ketika berlaga di lapangan.

"Ia tak memiliki semangat Nadal atau gaya Federer dalam melepaskan pukulan klasik nan mulus. Permainannya lebih efisien dan efektif. Kebanyakan orang tak sadar seberapa bagus permainannya. Kehebatannya tak diragukan lagi. Jika terus begini dua tahun lagi mungkin akan ada yang mulai membicarakan dirinya sebagai salah satu petenis terhebat," tutur Maclagan.