Red Flag Sering Dikibarkan di GP Australia, Keputusan FIA Dapat Pembelaan

Berita F1: Mantan pembalap Formula 1, Martin Brundle membela FIA atas keputusannya yang mengibarkan serangkaian red flag selama Grand Prix Australia.

Bundle membantah bahwa red flag dikeluarkan hanya untuk menyuntikkan kegembiraan ke dalam balapan.

Bendera merah pertama dikibarkan pada lap ketujuh saat Alexander Albon menabrak penghalang di tikungan enam.

Di akhir balapan, Kevin Magnussen dari Haas membentur tembok dan menyebarkan puing-puing kecelakaan di trek, yang membuat bendera merah kedua dikibarkan.

Itu berarti balapan akan dilanjutkan dengan dua lap tersisa, yang menghasilkan kekacauan karena membuat beberapa pembalap beraksi secara berlebihan.

Keputusan untuk memulai kembali balapan dalam bentuk start, dikritik oleh beberapa pembalap, termasuk sang juara bertahan yaitu Max Verstappen.

Tapi, Brundle tidak percaya bahwa FIA memikirkan hiburan ketika memilih untuk mengibarkan bendera merah.

"Sama sekali tidak. Saya rasa tidak ada instruksi untuk menunjukkan ini saat diperlukan," kata Brundle, berbicara kepada Sky F1.

“Anda harus berjalan satu mil dengan sepatu, itulah yang dilakukan oleh orang-orang yang bertanggung jawab.

“Mudah bagi kami yang duduk, sambil mengatakan 'seharusnya melakukan ini, seharusnya melakukan itu'.

“Ingatlah pada tahun 2009, Felipe Massa hampir mati karena sepotong bagian mobil orang lain masuk melalui kokpitnya.

“Ini juga merupakan sirkuit jalan raya, dengan banyak penggemar di kedua sisi trek dan juga petugas medis yang ada di sana.

"Jadi, jika ada puing-puing di lintasan, Anda tidak bisa membuat puing-puing itu terbang di udara dengan kecepatan beberapa ratus mil per jam."

Artikel Tag: Martin Brundle, FIA, F1 2023