Lewis Hamilton Alami Musim Terburuk, Ferrari Tak Tinggal Diam

Berita F1: Musim pertama Lewis Hamilton bersama Ferrari menjadi periode penuh tantangan bagi pebalap paling sukses dalam sejarah Formula 1 tersebut. Setelah mengakhiri kerja sama panjangnya dengan Mercedes, Hamilton bergabung dengan tim asal Maranello dengan ekspektasi besar, baik dari internal tim maupun publik penggemar Ferrari di seluruh dunia. Namun, realita di lintasan tidak berjalan semulus harapan.

Hamilton mengakhiri musim tanpa satu pun podium, pertama kalinya dalam karier panjangnya di Formula 1. Ia juga kerap kesulitan mengimbangi kecepatan rekan setimnya, Charles Leclerc, yang terlihat lebih menyatu dengan karakter mobil Ferrari. Hamilton bahkan secara terbuka menyebut musim ini sebagai salah satu yang paling berat sepanjang kariernya sebagai pebalap.

Menanggapi situasi tersebut, prinsipal Ferrari Fred Vasseur menegaskan bahwa peningkatan performa Hamilton bukan hanya tanggung jawab sang pebalap. Menurutnya, seluruh elemen tim harus ikut berbenah agar potensi maksimal bisa tercapai.

“Saya rasa peningkatan itu harus datang dari semua sisi,” ujar Vasseur kepada media. “Baik tim maupun pebalap harus memiliki pola pikir yang sama, yaitu bagaimana melakukan pekerjaan dengan lebih baik di setiap detail.”

Vasseur menekankan bahwa tidak ada satu aspek besar yang menjadi penyebab utama penurunan performa. Ia menilai, Formula 1 modern lebih sering ditentukan oleh banyak hal kecil yang jika digabungkan bisa berdampak signifikan pada catatan waktu.

“Kami harus memperbaiki kolaborasi dengan Lewis, dan sebagai tim kami juga wajib berkembang. Di sisi lain, Lewis tentu perlu terus mencari cara terbaik untuk memaksimalkan mobil yang ia kendarai,” katanya.

Salah satu contoh adaptasi yang disorot adalah perubahan teknis yang dihadapi Lewis Hamilton. Setelah lebih dari dua dekade menggunakan sistem dan karakter tertentu di Mercedes, Hamilton kini harus menyesuaikan diri dengan filosofi teknis Ferrari, termasuk soal sistem pengereman dan karakter sasis.

“Bukan soal satu komponen yang langsung memberi selisih tiga persepuluh detik,” jelas Vasseur. “Biasanya ada banyak faktor kecil, mungkin sepuluh hal berbeda, masing masing hanya bernilai sepersekian detik. Semua itu harus diselesaikan satu per satu.”

Ferrari sendiri menutup musim dengan hasil yang relatif stabil sebagai tim papan atas, namun ambisi mereka tetap jelas, membawa kembali gelar juara dunia ke Maranello. Dengan pengalaman dan mental juara yang dimiliki Hamilton, Vasseur yakin hasil yang lebih baik hanya tinggal menunggu waktu, selama proses perbaikan dilakukan secara konsisten dan kolektif.

Artikel Tag: Fred Vasseur, Lewis Hamilton, Ferrari, F1 2026