Jules Bianchi, Pembalap Menjanjikan F1

Jules Bianchi, pembalap muda F1 yang menjanjikan (Foto: express.co.uk)
Jules Bianchi meninggal karena cedera kepala akibat kecelakaan di Grand Prix Jepang 2014 lalu.
Pembalap Prancis itu adalah salah satu pembalap paling menjanjikan dari generasinya. Bianchi, yang merupakan bagian dari program pembalap muda Ferrari, kalah dalam perjuangannya Sabtu (18/7) pagi--sembilan bulan setelah kecelakaan. Kecelakaan yang mengakibatkan kematian Bianchi adalah kombinasi ketidakberuntungan di jalur balap yang basah di Suzuka.
Dalam putaran sebelum kecelakaan Bianchi, Adrian Sutil juga mengalami kecelakaan di sudut menanjak Dunlop. Sebuah mobil derek segera menyelamatkan kendaraannya dan bagian jalur tersebut diberi tanda peringatan berupa dua bendera kuning, yang berarti sektor itu berbahaya dan para pembalap harus siap untuk berhenti. Di putaran berikutnya, dengan ban yang aus, Bianchi tiba di sudut itu dan kehilangan kontrol. Mobilnya melengser keluar jalur dan bertabrakan dengan mobil derek, menghancurkan bagian mobil yang melindungi kepala pengemudi. Bianchi mengalami cedera kepala parah. Setelah operasi, dia dirawat secara intensif, tetapi akhirnya tubuhnya menyerah sembilan bulan kemudian.
Potensi
Tidak mudah bagi pembalap baru dalam timnya yang masih berjuang untuk menunjukkan kebolehannya, tetapi Bianchi menunjukkan performa yang tidak terduga dari kendaraan yang dikemudikannya, bahkan melebihi teman sekelasnya Max Chilton, pembalap Inggris. Bianchi mencetak rekor-rekor yang mengesankan, tetapi yang paling luar biasa adalah saat almarhum merebut posisi kesembilan di Grand Prix Monaco pada Mei lalu. Dengan demikian, dia menyumbangkan poin pertama dan satu-satunya bagi Marussia. Sekarang mereka membalap sebagai Manor.
Masih terlalu awal untuk memperkirakan potensi sesungguhnya dari Bianchi dalam karier membalapnya, apakah dia akan terus menjadi juara balap dan bahkan juara dunia. Namun, ada tanda-tanda bahwa dia akan mencapai karier yang luar biasa di level tertinggi F1. Ferrari menandatangani kontrak untuk juara dunia empat kali berturut-turut, Sebastian Vettel, untuk menggantikan almarhum Fernando Alonso di tahun 2015, tetapi mereka telah mengalokasikan Bianchi sebagai kemungkinan pengemudi mobil ketiga untuk tim mereka jika mereka harus melakukannya.
Mantan presiden Ferrari, Luca Di Montezemolo berkata, "Anak ini lahir bersama kami, dan kami menganggap dia sebagai pembalap masa depan kami. Jika--sebagaimana yang saya kira harus kami lakukan--kami harus menggunakan tiga mobil tahun depan, kami mempertimbangkannya untuk mengemudi mobil ketiga dan dia akan sempurna untuk tahun-tahun mendatang."
Bianchi berasal dari keluarga pembalap, dan ini kedua kalinya keluarganya mengalami tragedi. Paman buyutnya, Lucien Bianchi, bertanding di 19 Grand Prix, dengan peringkat terbaik ketiga di Monaco tahun 1968, dan memenangkan Le Mans 24 Hours pada tahun yang sama, sebelum tewas dalam uji coba balapan di tahun berikutnya.
Karier F1 Bianchi dimulai tahun 2011, ketika Ferrari menandatangani kontrak dengannya sebagai pembalap cadangan, meskipun dia sudah berhubungan dengan tim tersebut dua tahun sebelumnya. Ferrari meminjamkannya untuk memenuhi peran yang sama di Force India di tahun 2012, sebelum mereka memfasilitasi kepindahannya ke Marussia, di mana mereka menyuplai mesin, untuk debutnya di tahun 2013. Kemudian Ferrari memutuskan untuk tidak mempromosikannya sebagai rekan Alonso di tahun 2014, lebih memilih mengontrak Finn Kimi Raikkonen untuk kedua kalinya, yang memenangkan gelar dunia untuk Ferrari di tahun 2007.
Bagaimana dengan F1 sekarang?
Meninggalnya Bianchi telah memberikan sebuah masa introspektif olahraga yang tidak pernah berhenti meningkatkan keamanan sejak juara dunia ketiga Aryton Senna tewas di Grand Prix San Marino pada tahun 1994, pembalap F1 yang meninggal sebelum dia. Alonso, sebagai rekan dekat Bianchi, berkata, "Ini adalah pengingat bagi kita bahwa semua ini sangat berbahaya, baik bagi pembalap maupun penonton. Kami ada di sini karena kami suka pekerjaan kami dan siap dengan segala resikonya. Kami juga memerlukan pemacu adrenalin. Namun, kami tidak boleh melakukan kesalahan."
Rekan-rekannya mengakui kemalangan Bianchi, dan bersamaan dengan itu mengungkapkan keinginan almarhum agar mereka terus berjuang, dengan harapan bahwa F1 dapat menerapkan semua pelajaran yang muncul dari kematiannya untuk membuat olahraga yang selalu berbahaya ini aman kembali. Sebagaimana yang telah dilakukan dengan tewasnya Senna, perubahan keamanan telah berada dalam tahap perencanaan, memastikan kejadian serupa tidak akan terulang lagi.
Published by Ligaolahraga.com at https://www.ligaolahraga.com/f1/jules-bianchi-pembalap-menjanjikan-f1
Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama berkomentar disini