Wolves Tumbang dari Liverpool, Rob Edwards Soroti Transisi dan Duel

Berita Liga Inggris: Rob Edwards menilai Wolves gagal mengelola transisi dan kalah dalam duel penting saat takluk 2-1 dari Liverpool, meski menunjukkan reaksi positif di babak kedua.

Wolves bermain dengan baik dan, meskipun sebagian besar pertandingan mereka bertahan di separuh lapangan sendiri, mereka memberikan banyak tekanan setiap kali menguasai bola.

Pada diri Mateus Mane yang masih berusia 18 tahun, mereka memiliki talenta pemberani yang menunjukkan sekilas mengapa Rob Edwards mempercayainya untuk menjadi starter di Anfield.

Saat skor 2-0, Liverpool sebenarnya bisa saja menang dengan mudah, tetapi tim tamu bermain tanpa rasa takut dan menciptakan suasana tegang di Anfield hampir sepanjang babak kedua.

Kelemahan Liverpool dalam situasi bola mati kembali terungkap ketika Hugo Bueno mencetak gol, sayang gol penyama kedudukan tak kunjung datang.

Klasemen kurang memuaskan bagi para penggemar Wolves dengan hanya dua poin dari 18 pertandingan, tetapi ini jelas merupakan salah satu penampilan mereka yang paling menggembirakan musim ini.

"Ini membuat frustrasi. Liverpool bisa memaksa kita mundur dan kami tidak mampu mempertahankannya dalam transisi. Anda bisa kebobolan satu gol dan kemudian kebobolan lagi setelah satu menit adalah hal yang sangat buruk. Kami menyesuaikan posisi Mane, yang menurut saya bermain brilian. Kami tidak memenangkan pertandingan, tetapi kami memenangkan babak kedua," katanya kepada BBC Match of the Day.

"Jeremie Frimpong memiliki kecepatan luar biasa di sisi luar dan kami memiliki banyak pemain di belakang. Gol kedua sangat mengecewakan. Kami tidak memenangkan cukup banyak duel dan kami tidak cukup kompetitif. Kami kebobolan gol kedua. Reaksi dari mereka sangat bagus. Kami semakin kuat seiring berjalannya babak pertama."

Artikel Tag: Wolves, Liverpool, Rob Edwards