Ragam Liga Champions: Dybala, Beserta Hasrat untuk Catatkan Tinta Emas Tanpa Embel-Embel Messi

Penulis: Rei Darius
Senin 17 Apr 2017, 16:45 WIB
Ragam Liga Champions: Dybala, Beserta Hasrat untuk Catatkan Tinta Emas Tanpa Embel-Embel Messi

Performa hebat Dybala membawa Juventus menang 3-0 atas Barca (foto: UEFA Champions League)

Ligaolahraga.com -

Ligaolahraga - Ragam Liga Champions: Setelah berhasil memperkenalkan kualitas dirinya kepada dunia usai mencetak sepasang gol ke gawang Barcelona di leg pertama babak perempatfinal Liga Champions, Paulo Dybala mencoba untuk catatkan sejarah versinya sendiri.

Di Argentina, dia juga dikenal sebagai La Joya atau sang permata, namun ia juga dilabeli El Pibede la pension oleh fansnya di Instituto yang notabenenya adalah mantan klub di awal kariernya, sedangkan para fans Juventus memanggilnya dengan sapaan Paulino. Namun demikian, dengan semakin dekatnya laga perempatfinal Liga Champions kontra Barcelona, sang striker tak senang dengan julukan yang diberikan oleh media-media yang menyebutnya sebagai 'The New Messi'.

Messi dan Dybala

"Apakah saya adalah Lionel Messi yang baru? Publik harus memahami bahwa saya adalah Paulo Dybala dan saya ingin terus seperti itu," ujar striker berusia 23 tahun ini dalam sebuah wawancaranya untuk La Repubblica sebelum laga leg pertama di hari Selasa (11/4) pekan lalu.

"Saya memahami perbandingan dan ekspektasi kepada saya dari rakyat Argentina, namun saya tidak ingin menjadi Messi yang baru atau Messi di masa depan." Ini bukanlah contoh dari seorang pemain yang memilih untuk melihat dirinya sebagai orang ketiga, ini karena dia adalah seorang anak muda yang berbakat dan ingin mencatatkan sejarahnya sendiri ketimbang dibayangi oleh embel-embel kompatriotnya.

Ketika peluit panjang dibunyikan oleh wasit di Juventus Stadium, dia tentunya sudah melakukan segala upayanya untuk mencapai tujuan tersebut. Il Bianconeri mengamankan keunggulan 3-0 yang menjadi modal berharga di Camp Nou pada hari Rabu (19/4) nanti, dengan Dybala yang menjadi pusat hampir setiap serangan yang diciptakan oleh juara bertahan Serie A tersebut.

Tentu saja dia harus mencetak gol, penglihatan pertamanya ketika menerima umpan dari Juan Cuadrado, berputar dan melepaskan tembakan untuk melewati Marc-Andre ter Stegen dalam satu gerakan sederhana, sang penjaga gawang asal Jerman dan para pemain Barca yang memenuhi kotak penalti tak menyangka ia akan melepaskan tembakan, tak ada yang bisa mereka lakukan untuk menghentikannya.

Gol kedua Dybala datang 15 menit kemudian, setelah Gianluigi Buffon melakukan penyelamatan krusial untuk menggagalkan peluang dari Andres Iniesta yang dikreasi oleh Lionel Messi. Pergerakan Mario Mandzukic di sisi kiri lini serang dan mengirimkan umpan tarik ke tengah, mampu diselesaikan melalui satu gerakan kaki kiri dengan tendangan roket ke pojok kiri bawah.

Namun terlepas dari gol-golnya tersebut, ia melakukan banyak hal pada pertandingan itu. Selama 81 menit beraksi di lapangan, dia berhasil menyelesaikan 22 dari 27 percobaan melakukan operan atau sekitar 81,5% jika dipersentasekan dan berhasil menyelesaikan satu dari dua kali percobaan merebut bola. Kemampuan dan bakatnya membuktikan bahwa itu terlalu sulit dihentikan oleh barisan pertahanan Barca yang sangat kehilangan Sergio Busquets sebagai pelindung mereka.

Tanpa adanya pelindung di lini tengah, La Blaugrana tak memiliki jawaban apapun untuk meredam pergerakan Dybala, badan mungilnya mampu meliuk-liuk dengan mudah di antara mereka dan sering membatasi pilihan. Tercatat dia dilanggar empat kali dan Barca cukup beruntung karena tak satupun dari mereka yang menerima kartu merah. Dia digantikan di menit-menit akhir hanya agar Juventus bisa menghabiskan waktu lebih banyak dan menghancurkan upaya Barca mengembangkan taktik tiki taka mereka yang terkenal.

Memang, pasukan Massimiliano Allegri hanya akan puas jika mereka berhasil menahan gempuran Barca dan menjaga gawang tetap bersih dari kebobolan, selain formasi 4-2-3-1 mereka lebih sering terlihat sebagai 4-5-1 di banyak kesempatan dengan hanya menyisakan Gonzalo Higuain di lini depan, namun itu juga memberi ancaman untuk melakukan serangan balik. Il Bianconeri adalah tim yang rajin dan sangat baik dalam transisi defensif, mereka juga menghabiskan dua laga kontra Napoli untuk menyempurnakan rencana ini, namun segera setelah bola dicuri kembali maka kecepatan yang dimiliki oleh Alex Sandro, Dani Alves dan Juan Cuadrado akan membuat kepanikan di lini tengah lawan.

Dybala juga memainkan peranannya, entah membawa bola ke daerah musuh atau memainkannya bersama seorang rekannya sesama pemain asal Amerika Selatan. Dari saat pertandingan berlangsung, tuan rumah menyadari bahwa mereka bisa mengalahkan Barcelona dan tak seperti tim-tim lainnya yang akan berhenti menekan karena keunggulan mereka sebagai tuan rumah dan memberikan diri mereka sendiri kesemaptan berharga untuk lolos ke empat besar dalam kompetisi ini untuk kedua kalinya dalam tiga musim terakhir.

Kerja sama operan Dybala, Dani Alves, Cuadrado dan Higuain

Laga final di tahun 2015 dan kekalahan di babak 16 besar di tangan Bayern Munich telah mengajarkan Juventus dan Allegri tentang bagaimana caranya bermain sebagai tim yang perkasa dan mereka menggunakan pengalaman itu dengan baik kali ini. Berulang kali sang pelatih memberi peringatan untuk laga-laga ini dan tentunya tak ingin mengulanginya ketika mereka bertandang ke Catalunya pada leg kedua nanti.

"Kami harus menyadari bahwa itu adalah performa yang bagus, kami bermain baik ketika menyerang dan bertahan," ujar sang pelatih setelah pertandingan berakhir. "Itu adalah langkah pertama yang bagus ke semifinal, leg kedua akan menjadi masalah yang berbeda."

Tidak diragukan bahwa dia benar dalam hal analisis setelah kebangkitan mengejutkan pasukan asuhan Luis Enrique dari Paris Saint-Germain, sementara Allegri juga harus berterima kasih kepada kehebatan Gianluigi Buffon yang membuat sejumlah penyelamatan krusial di bawah mistar, seperti yang dia lakukan selama 16 tahun terakhir. Sang penjaga gawang legendaris membuat frustasi musuh dan akan diminta untuk melakukan hal yang sama pada tengah pekan ini.

Dybala Buffon

Namun lebih dari apapun, terkecuali mungkin sebuah gol dari Higuain, yang dibutuhkan oleh Bianconeri adalah sinar dari permata mereka untuk sekali lagi menaklukan Messi dkk dan Trio MSN-nya yang produktif itu. Bersinar dengan bermain dalam formasi yang lebih ke dalam daripada musim lalu dan kini sudah mencatatkan enam assist, dwigol pada hari Selasa lalu tentunya pertunjukkan terbaru dari seorang pemain yang sudah dinyatakan oleh Allegri sebagai peraih gelar Ballon d'Or di masa depan.

Dia akan mendapatkan lebih banyak penonton untuk memamerkan selebrasi anyar 'Dybala Mask' miliknya, namun performa seperti ini telah membawa dirinya sebagai perbincangan anyar publik sepak bola dunia. Tak perlu lagi memanggilnya dengan sebutan lain, sebab dia adalah Dybala.

Artikel Tag: Paulo Dybala, Juventus, ragam, liga champions, Lionel Messi, Barcelona

Published by Ligaolahraga.com at https://www.ligaolahraga.com/bola/ragam-liga-champions-dybala-beserta-hasrat-untuk-catatkan-tinta-emas-tanpa-embel-embel-messi
1958  
Komentar

Terima kasih. Komentar Anda sudah disimpan dan menunggu moderasi.

Nama
Email
Komentar
160 karakter tersisa

Belum ada komentar.

Jadilah yang pertama berkomentar disini