Pernah Dijuluki Manusia Kera, Oliver Kahn Terus Perangi Rasisme di Sepakbola

Penulis: Febrian Kusuma
Selasa 10 Mar 2020, 21:00 WIB
Pernah Dijuluki Manusia Kera, Oliver Kahn Terus Perangi Rasisme di Sepakbola

Aksi Oliver Kahn Ketika Bermain untuk Bayern Munich (Goal)

Ligaolahraga.com -

Berita Liga Jerman: Legenda sekaligus Eksekutif Bayern Munich, Oliver Kahn terus menyuarakan penolakan terhadap rasisme di dalam sepakbola. Ia bahkan meminta DFB memberikan hukuman lebih berat kepada para pelaku rasisme, yang dianggap telah menodai sepakbola Jerman.

Kahn menilai bahwa kini atmosfer di sepakbola Jerman sudah sangat luar biasa, ribuan supporter selalu bernyanyi dan membuat koreografi yang menakjubkan di dalam stadion. Ia pun berharap tradisi tersebut di sepakbola Jerman tetap dipertahankan.

“Para penggemar yang menciptakan suasana ini adalah permata mutlak yang membedakannya dari banyak olahraga lainnya,” kata Kahn dalam sebuah wawancara dengan Sport Bild.

“Itu harus dilestarikan. Saya ingin melihat atmosfer yang steril, kami tidak menginginkan itu (rasisme) terjadi di stadion,” lanjutnya.

Di sisi lain, Kahn juga menyampaikan bagaimanya menderitanya menjadi sasaran rasisme. Selama bermain, Kahn yang memiliki banyak bulu di wajahnya sering dihina sebagai manusia kera, dan ia pun sering dilempari berbagai buah-buahan yang identik dengan makanan primate tersebut saat menjalani laga tandang.

“Tidak ada yang menyenangkan bagi saya, untuk mencapai tujuan selama bertahun-tahun, dan pertama-tama membersihkan seluruh buah-buahan dan segala sesuatu yang ada di dalam kotak penalti. Pada titik tertentu akan sulit untuk diambil,” lanjutnya.

“Itu sebabnya saya bisa berempati dengan baik, apa artinya dilecehkan secara rasial. Bagaimana perasaan anda di sana. Pengucilan dan penghinaan seperti apa itu bagi seseorang,” pungkasnya.

Artikel Tag: Oliver Kahn, Bayern Munich

Published by Ligaolahraga.com at https://www.ligaolahraga.com/bola/pernah-dijuluki-manusia-kera-oliver-kahn-terus-perangi-rasisme-di-sepakbola
8817  
Komentar

Terima kasih. Komentar Anda sudah disimpan dan menunggu moderasi.

Nama
Email
Komentar
160 karakter tersisa

Belum ada komentar.

Jadilah yang pertama berkomentar disini